REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan aplikasi Gojek terus memperkuat bisnisnya di Singapura. Setelah meluncurkan layanan Go-Car awal tahun ini, Gojek juga sedang mempertimbangkan untuk menghadirkan layanan Go-Food di sana.
"Kami sedang mengkaji Go-Food. Di Singapura tidak ada roda dua jadi kami masih mencari cara yang pas," ujar Presiden Gojek Group, Andre Soelistyo, di Jakarta, Senin (22/7).
Menurut Andre, masyarakat Singapura sangat antusias dengan kehadiran Gojek. Dia menyebut layanan Go-Car berhasil menarik sebanyak 1 juta pelanggan hanya dalam waktu kurang dari tiga bulan. Andre yakin layanan Go-Food juga akan diminati oleh masyarakat Singapura.
Selain di Singapura, Gojek juga menghadirkan layanan ojek daring di Vietnam dengan nama Go-Viet. Saat ini, menurut Andre, pangsa pasar Go-Viet sudah mencapai 40 persen. Angka ini diklaim sudah mendekati pemain terbesar di negara tersebut.
Andre mencatat tren positif dari perkembangan bisnisnya juga terjadi di Thailand dan Filipina. "Di Thailand kami baru luncurkan dan trennya cukup mirip dengan di Vietnam. Kami juga mengembangkan layanan dompet ditigal atau Gopay di Filipina," kata Andre.
Dari Juni 2016 hingga Juni 2019, jumlah transaksi yang diproses dalam paltform Gojek naik mencapai 1.100 persen atau 12 kali lipat. Saat ini, Gojek telah bermitra dengan dua juta pengemudi, 400 ribu merchant dan 60 ribu penyedia jasa di Asia Tenggara.