Selasa 16 Jul 2019 11:34 WIB

Dompet Digital Paling Sering Dipakai untuk Transaksi Retail

Dompet digital juga dipakai untuk bayar transportasi dan makanan online.

Mayoritas pengguna memanfaatkan aplikasi pembayaran digital untuk transaksi retail. (Ilustrasi)
Foto: ist
Mayoritas pengguna memanfaatkan aplikasi pembayaran digital untuk transaksi retail. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Snapcart, lembaga riset berbasis aplikasi, telah merampungkan penelitian perilaku konsumen dalam bertransaksi dengan aplikasi pembayaran digital. Hasilnya menunjukkan bahwa mayoritas pengguna memanfaatkan aplikasi pembayaran digital untuk transaksi retail.

"Transaksi retail dengan menggunakan uang elektronik angkanya mencapai 28 persen," kata Country Sales & Operations Snapcart Indonesia, Eko Wicaksono di Jakarta, Selasa.

Baca Juga

Eko mengungkapkan, transaksi retail termasuk jenis transaksi yang paling sering digunakan masyarakat pengguna uang elektronik dalam dompet digital. Selain itu, pengguna juga memanfaatkaannya untuk pemesanan transportasi online (27 persen), dan pemesanan makanan online (20 persen). Sisanya, untuk transaksi e-commerce (15 persen) dan pembayaran tagihan (7 persen).

Eko juga melihat saat ini popularitas pembayaran digital dengan uang elektronik semakin meningkat. Masyarakat pun memiliki keleluasaan memilih merek sesuai kebutuhan mereka dalam melakukan transaksi digital ini.

Hasil riset juga mengungkapkan bahwa 58 persen responden menggunakan brand OVO sebagai aplikasi pembayaran digital favorit mereka. Dompet digital berbasis aplikasi lain, seperti Go-Pay (23 persen), DANA (6 persen), dan LinkAja (1 persen), pun disebut sebagai alat pembayaran oleh responden.

Sebanyak 12 persen responden menyebutkan brand lain seperti Flazz, Brizzi and Mandiri e-money yang merupakan uang elektronik dari institusi keuangan.

"Data menunjukkan bahwa uang elektronik untuk transaksi harian seperti transportasi, pengiriman makanan cepat saji, dan belanja telah semakin populer di kalangan konsumen Indonesia. Konsumen menikmati pengalaman bertransaksi yang lebih praktis, cepat, aman, dan yang pasti tidak ribet menunggu uang kembalian," ujar Eko.

Riset Snapcart ini dilakukan dengan metode survei online melalui aplikasi Snapcart di kota-kota besar Indonesia. Survei dilakukan pada bulan Mei 2019 ini.

Dalam segmen transaksi pemesanan transportasi online dan pengiriman makanan online, data penelitian Snapcart menunjukkan, posisi OVO sebagai dompet digital bagi layanan Grab (untuk transportasi online) dan GrabFood (untuk pengiriman makanan online), menunjukkan 71 persen responden menggunakan OVO untuk segmen transaksi ini, sedang 29 persen responden memilih menggunakan Go-Pay untuk transaksi di Go-Jek dan Go-Food.

Data riset Snapcart menunjukkan 70 persen responden menggunakan OVO untuk pembayaran transaksi e-commerce, sedang 11 persen menggunakan DANA, dan 18 persen menggunakan Go-Pay. OVO diterima di e-commerce, seperti Tokopedia, Ruparupa dan Sociolla, dan Go-Pay diterima antara lain di JD.id dan Sayurbox, sedangkan DANA dapat digunakan di Bukalapak.

Tak hanya transaksi retail dan jasa online saja, pengguna aplikasi pembayaran digital pun kerap melakukan transaksi berbagai rekening tagihan rutin, seperti listrik, air, asuransi, pajak, dan lain-lain. Penggunakan uang elektronik membuat pembayaran berbagai tagihan menjadi lebih mudah, cepat dan aman.

Data riset menunjukkan 67 persen responden menggunakan OVO untuk segmen transaksi ini, diikuti oleh Go-Pay (22 persen), DANA (10 persen), dan LinkAja (2 persen).

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement