Senin 15 Jul 2019 19:08 WIB

Kementan Rancang Pembangunan Gudang Pangan

Gudang pangan Suncity Biz di Sidoarjo sudah menyiapkan berbagai fasilitas.

Red: EH Ismail
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi
Foto: Humas Kementan
Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Pertanian (Kementan) merancang pembangunan gudang buah dan sayuran di sejumlah kota besar, seperti Surabaya, Semarang, Makassar, Banjarmasin, dan Medan. Gudang itu akan dimanfaatkan untuk penampungan produk hortikultura yang akan diekspor.

Dari tempat penampungan itu, komoditas pertanian akan dikirim ke berbagai negara. Kualitas produk akan dijaga semaksimal mungkin, sehingga kesegarannya terjaga. “Sesuai arahan Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk mewujudkan kedaulatan pangan, Indonesia sebagai negara kepulauan harus memiliki gudang pangan skala besar,” kata Direktur Jenderal Hortikultura Kementan Suwandi dalam Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura yang dihelat di Kawasan Perdagangan Suncity Biz Sidoarjo, Senin (15/7).

Fungsinya untuk pengamanan pasokan pangan di dalam maupun bisa dijual keluar negeri. Sistem logistik pangan ukuran jumbo seperti ini sudah ada di Jepang, Dubai, dan sejumlah kota besar di dunia. 

photo
Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Suwandi (berpeci) duduk bersama pemangku kepentingan produksi dan penjualan pangan.

Suwandi menjelaskan terobosan pemasaran hasil produk hortikulutra ini harus segera diwujudkan. Sebab selama ini aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara tunggal. Yakni hanya satu komoditas. 

 

Ini merupakan alternatif inovasi. Kementan terus membantu mempermudah perizinan, registrasi kebun, pengemasan, sortasi, benih, bibit, dan pembangunan sentra. Juga produksi dan fasilitas lainnya. 

“Jadi importir dan distributor di luar negeri tidak perlu repot mencari di Indonesia karena kita sudah menyiapkan semua," jelas Suwandi.

Gudang Suncity Biz di Sidoarjo sudah menyiapkan berbagai fasilitas. Di antaranya untuk penampungan hasil produksi. Dari sini baru didistribusikan ke supermarket dan pasar ekspor.

“Pasar ekspor juga membuat hal yang sama yakni membangun kawasan seperti ini. Makanya hari ini kita kumpulkan pemasok dari kawasan-kawasan hortikultura. Pihak Suncity Biz menyiapkan warehouse, pihak eksportir dan pelaku usaha mengisi produknya ke dalam warehouse,” imbuh Suwandi.

Menurut catatan BPS, sepanjang tahun 2018, produksi buah-buahan mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton. Kinerja volume ekspor hortikultura tahun 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36% dibanding tahun 2017 sebanyak 394 ribu ton. Di tahun 2019 ini, Kementan optimis produksi dan volume ekspor hortikultura meningkat.

Oleh karena itu, sambung Suwandi, pasokan berbagai produk hortikultura dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah diproses sortasi, grading dan pengemasan akan dikirim ke gudang seperti di Suncity Biz. Selanjutnya satu pintu dari Surabaya didistribusikan ke berbagai supermarket dalam negeri dan ke wholesale luar negeri.

“Sarana dan prasarana seperti di Suncity Biz ini kita jadikan model untuk direplikasi dan dikembangkan di kota besar lainnya di Jakarta, Medan, Makasar dan Banjarmasin. Harapan Mentan Amran agar terbangun logistik seperti ini dengan kapasitas total se Indonesia minimal 10.000 ton berisi produk pangan kita,” terangnya.

 

Selain di Surabaya, di kota-kota besar juga dibangun hub sebagai simpul yang menghubungkan sentra produksi pangan ke pusat-pusat konsumsi semakin lancar. Ini sudah mendesak seiring dengan pesatnya terbangun infrastruktur jalan tol, pelabuhan, tol laut, dan lainnya.

Di tempat yang sama, pemilik kawasan perdagangan Suncity Biz Junaidi mengatakan, sistem logistik pangan ukuran jumbo yang dibangun di tempatnya merupakan bentuk aplikasi visi Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman dalam memotong rantai pasok, mengakselerasi ekspor, dan mensejahterakan petani. Dengan demikian, sinergi membangun pasar ekspor hortikultura ini adalah simbol bahwa semua pihak tidak bisa berdiri sendiri karena Indonesia surga buah-buahan dan sayur-sayuran. 

Junaidi menegaskan pola pemasaran produk hortikultura perlu dengan membuka pasar sentra komoditas Indonesia di luar negeri. Berangkat dari ini, konsep pasar ini sangat membantu komoditas hortikultura yang umurnya harian atau tidak lahan lama sehingga ada perlakukan khusus, paling tidak soal perizinan. 

“Oleh karena itu, dengan membangun kawasan ini dilengkapi dengan kemudahan pelayanan perizinan yang jemput bola di lapangan, tidak ada jeda waktu yang terlalu lama untuk memasarkan produk hortikultura. Saya yakin, ke depan komoditas hortikultura kita semakin menguasai pasar ekspor,. Apalagi ini ditetapkan menjadi kawasan berikat atau kawasan ekonomi khusus dengan berbagai fasilitas kemudahan ” tandasnya.

Dirut PT Puspa Agro, Abdullah Muchibudin menyambut baik upaya pemerintah dalam membuka pasar sentra hortikultura, sehingga siap menjadi hub untuk pusat distribusi regional dan provinsi. Kesiapannya sudah matang, yakni tersedia lahan 50 ha untuk kawasan pasar sentra dan termasuk perbankan.

"Pergudangan untuk komoditas hortikultura kami sudah siapkan 3 pintu untuk produk hortikultura yang kering dan cold storage, kapasitasnya 150 ton per pintu," ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement