Selasa 09 Jul 2019 14:34 WIB

Jumlah Spesies Ikan Lokal Indonesia Kian Menyusut

Dari 35 titik hotspot biodiversity dunia dua di antaranya terdapat di Indonesia.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Gita Amanda
Nelayan (ilustrasi)
Foto: ANTARA
Nelayan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Lindungi 1.300 spesies ikan air tawar khas Indonesia, Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Semarang, pemetaan sebaran dan sosialisasi jenis ikan berbahaya dan bersifat invasif.

Yang terkini, sasaran pemetaan dilakukan tim Pemetaan Sebaran Jenis Ikan Berbahaya dan Bersifat Invasif (JABI) BKIPM Semarang di Taman Wisata Pendidikan Purbasari Pancuran Mas, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah.

Baca Juga

Kepala BKIPM Semarang, Raden Gatot Perdana, mengatakan merupakan proses inventarisasi berbagai jenis dan persebaran ikan bersifat invasif lokal maupun bukan habitat asli Indonesia, yang ada di wilayah kerja Balai KIPM Semrang. Menurut Gatot, dari 35 titik hotspot biodiversity dunia, dua di antaranya terdapat di Indonesia. Kedua hotspot biodiversity tersebut adalah Sundaland (Nusantara Barat) serta Wallacea.

Diperkirakan terdapat tidak kurang dari 40 ribu jenis spesies ikan ada di dunia dan dari jumlah tersebut, sedikitnya 1.300 spesies di antaranya merupakan spesies ikan air tawar yang di Indonesia dan jumlah tertinggi di benua Asia. "Selain itu, biodiversitas spesies ikan air tawar di Indonesia adalah nomor dua terkaya dunia di bawah Brasil yang kekayaan spesiesnya mencapai 3.000 spesies," jelasnya, Selasa (9/7).

Diblain pihak, jelas Gatot, adanya potensi ancaman terhadap kekayaan biodiversitas hayati saat ini menjadi sebuah keniscayaaan. Hal ini diperkuat hasil penelitian yang dilakukan oleh Hadiaty (2011).

Penelitian yang dilakukan di Wilayah danau- danau aliran sungai Cisadane menunjukkan adanya laju penurunan spesies mencapai 72,1 persen dari ikan-ikan yang dahulu telah menghuni wilayah tersebut.

"Beberapa faktor yang dapat menjadi ancaman terhadap biodiversitas ikan dan menimbulkan kepunahan adalah penangkapan yang berlebihan, adanya introduksi spesies baru, pencemaran, habitat yang hilang dan berubah dan perubahan iklim," katanya.

Ia juga menjelaskan, dengan adanya introduksi ikan invasif menyebabkan penurunan keanekaragaman ikan di danau-danau di yang ada di Indonesia. "Biota invasif, termasuk ikan, juga dapat merusak biota di danau dan sungai habitat jenis ilan asli Indonesia.

Menyadari tingginya keanekaragaman jenis ikan yang dimiliki Indonesia, masih jelas Gatot, maka BKIPM Semarang memandang perlunya upaya nyata untuk menjaga dan melindungi kelestarian ribuan jenis spesies ikan asli Indonesia.

Salah satunya melalui kegiatan pemetaan dan sosialisasi oleh tim JABI BKIPM Semarang dengan melakukan kegiatan pemetaan khususnya terkait sebaran ikan bersifat invansif dan introduksi. "Sehingga dapat diperoleh data secara komprehensif sebagai bahan informasi untuk menyusun langkah dalam penentuan kebijakan yang tepat," jelas Gatot.

Diharapkan kegiatan ini dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi masyarakat tentang pentingnya upaya menjaga dan melindungi kelestariannya sumber daya yang ada di negeri ini.

"Tersedianya data atau informasi spesies ikan berpotensi invasif, invasif asing dan invasif lokal  dan tersedianya Peta Sebaran Jenis Ikan Berbahaya dan Bersifat Bersifat Invasif sebagai bahan informasi untuk menyusun langkah dalam penentuan kebijakan yang tepat," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement