Ahad 07 Jul 2019 20:43 WIB

Kualitas Turun, Harga Cabai Justru Jelek

Penurunan kualitas cabai disebabkan musim kemarau.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Indira Rezkisari
Pedagang cabai.
Foto: Antara/Budi Candra Setya
Pedagang cabai.

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON – Musim kemarau membuat harga cabai di pasar tradisional meroket. Meski harga tinggi, namun kualitas cabai menurun karena kurangnya pasokan air.

Pedagang sayuran di Pasar Pagi Kota Cirebon, Herman, mengatakan cabai yang diambilnya dari pemasok dalam kondisi agak layu dan kurang tua. ‘’Meski harganya naik, tapi kualitas cabainya justru menurun karena musim kemarau ini,’’ tutur Herman, Ahad (7/7).

Baca Juga

Di Pasar Pagi Kota Cirebon, harga cabai rawit ada di kisaran Rp 70 ribu per kg, naik dari sebelumnya yang mencapai Rp 35 ribu – Rp 40 ribu per kg.

Sedangkan  cabai merah, sekitar Rp 65 ribu per kg. Padahal, bulan lalu harganya masih Rp 25 ribu – Rp 35 ribu per kg.

Dengan adanya lonjakan harga yang tinggi, Herman mengaku belum berpikir untuk kembali belanja cabai. Pasalnya, pembelian dari konsumen pun menurun sejak harga cabai naik.

Hal senada diungkapkan seorang pedagang sayuran lainnya, Ilah. Dia mengatakan, musim kemarau yang panas telah membuat sayuran menjadi cepat layu. Bahkan, adapula petani yang memanen sayurannya lebih cepat dari waktunya untuk menghindari tanaman mati akibat kekeringan.

Pedagang sayuran lain di Pasar Kanoman, Neni, menyebutkan, harga cabai merah yang dijualnya saat ini seharga Rp 65 ribu per kg, naik dari sebelumnya yang hanya Rp 38 ribu per kg. Sedangkan cabai rawit, naik dari Rp 30 ribu per kg menjadi Rp 70 per kg.

‘’Cuma cabai saja yang naik harganya. Sayuran lain masih stabil,’’ terang Neni.

Neni mengatakan, kenaikan harga cabai itu membuat konsumennya mengurangi pembelian mereka. Menurutnya, para pembeli rata-rata hanya membeli cabai sebanyak satu ons.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement