Jumat 28 Jun 2019 22:45 WIB

BPD Bank Buku II Didorong untuk IPO

Bank DKI akan menyusul sebagai BPD yang IPO.

Rep: retno wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Nasabah mencari informasi di Bank DKI Syariah, Jakarta, Senin (27/11).
Foto: Yasin Habibi/ Republika
Nasabah mencari informasi di Bank DKI Syariah, Jakarta, Senin (27/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Daerah (BPD) didorong untuk melakukan Initial Public Offering (IPO) atau penawaran saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejumlah BPD pun disebut sudah siap melantai tahun ini.

"Sudah difasilitasi oleh OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Sejak awal 2019 kita sudah berkumpul," kata Kepala Bidang Operasional dan IT Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda), Rahmat Abdul Haris, Jumat (29/6).

Baca Juga

Rahmat mengatakan BPD yang paling berpotensi untuk melakukan IPO yaitu yang sudah masuk Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II. Sejauh ini, BPD yang sudah melantai di BEI sebagian besar merupakan BUKU III.

Salah satunya Bank Jabar Banten (BJB) sudah mencatatkan saham perdananya di BEI pada Juli 2010. BJB menjadi BPD pertama yang menggulirkan IPO. Tahun ini, BPD yang akan menyusul untuk IPO yaitu Bank DKI.

Menurut Rahmat, sejumlah BPD masih menemui kendala untuk IPO terutama dari sisi branding. "Kan mereka datang dari daerah tapi mau publikasi secara nasional dan internasional. Butuh keyakinan dan kepercayaan diri melakukan aksi korporasi ini," tutur Rahmat.

Rahmat optimistis, BPD memiliki pasar yang cukup potensial di pasar modal. Dari segi bisnis, BPD dinilai cukup menarik melihat marginnya yang besar namun berisiko kecil.

Saat ini jumlah BPD yang sudah jadi perusahaan publik masih minim. Dari 27 BPD, baru tiga yang telah jadi emiten yakni PT Bank Pembangunan Derah Jawa Barat Tbk, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk, dan PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement