REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyalurkan beras sehat di ajang Agro Food Expo 2019. Produk tersebut menyasar konsumen yang memperhatikan kesehatan karena memiliki kandungan khusus yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Direktur Komersial Perum Bulog Judith Dipodiputro mengatakan, selama ini terdapat anggapan yang keliru mengenai kualitas beras Bulog di kalangan masyarakat. Padahal, kata dia, dalam sejarahnya beras Bulog selalu dapat menstabilkan gejolak harga dan suplai di dalam negeri.
Untuk itu, beras sehat dinilai dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang peduli terhadap kesehatan, sekaligus menjawab stigma yang selama ini dilekatkan pada beras Bulog.
"Jadi kita hadirkan di sini beras merah, beras hitam, beras milky, dan beras ketan caping emas di sini. Kita ingin beras sehat ini jadi bagian dari gaya hidup," kata Judith saat ditemui Republika, di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Kamis (27/6).
Dia menjelaskan, dalam upaya penyaluran beras, Bulog siap bersaing dengan pihak manapun baik secara kualitas maupun kapasitas manajerial. Menurut dia, salah satu alternatif penyaluran yang dapat ditempuh Bulog adalah dengan menggenjot inovasi.
Dia mencontohkan, produk beras khusus dan sehat yang diperkenalkan sejak Mei 2019 tersebut merupakan hasil inovasi Bulog yang melihat potensi pasar konsumen beras yang mulai berubah.
Terdapat preferensi ke makanan sehat (healthy food) karena adanya perubahan gaya hidup masyarakat untuk menjadi lebih sehat (healthy life). Seperti produk beras merah Bulog, kata dia, yang mengandung serat dan antioksidan yang tinggi.
Dia menyebut, beras tersebut dapat bermanfaat untuk memperlancar pencernaan dan menghindarkan tubuh dari penyakit diabetes, gagal jantung, detoksifikasi racun, meningkatkan produksi air susu ibu (ASI), menurunkan kadar kolesterol, mencegah kanker, serta sebagai alternatif diet yang baik.
Sebagai informasi, pameran Agri Food Expo berlangsung dari tanggal 27-30 Juni 2019, di JCC Senayan, Jakarta. Pameran tersebut merupakan agenda rutin tahunan yang diikuti oleh kementerian dan lembaga, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah daerah, hingga pelaku industri baik tanah air maupun internasional dengan target 15 ribu pengunjung.