Kamis 27 Jun 2019 19:25 WIB

PLTA Batang Toru Upaya Wujudkan Indonesia Rendah Emisi

Pembangunan PLTA Batang Toru merupakan komitmen Pemerintah kurangi emisi karbon.

PT NSHE sedang meninjau site pembangunan PLTA Batang Toru, Sitandiang, Tapsel, Kamis (2/5).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
PT NSHE sedang meninjau site pembangunan PLTA Batang Toru, Sitandiang, Tapsel, Kamis (2/5).

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Sebagai salah satu upaya pengurangan emisi karbon untuk mewujudkan Indonesia rendah emisi, Indonesia menghadirkan energi terbarukan berupa Pembangkit listrik tenaga Air (PLTA) Batang Toru di Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Setiap tahunnya, PLTA Batang Toru dapat mengurangi emisi karbondioksida minimal 1,6 juta metric ton atau setara dengan penyerapan karbon dari hutan seluas 120 ribu hektare.

Penyerapan karbon ini menjadi hal krusial dalam hal pencegahan terhadap dampak perubahan iklim yang setiap hari semakin mengancam kehidupan seluruh makhluk hidup di Bumi. Dampak perubahan iklim yang paling nyata adalah kenaikan suhu global dan naiknya permukaan laut sehingga mengancam wilayah-wilayah pesisir.

Baca Juga

Pembahasan upaya mewujudkan Indonesia rendah emisi dari sisi energi dibahas dalam sesi talkshow Indonesia Green Growth 2019 dan Jejaring Indonesia Rendah Emisi (JIRE) yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Dewan Pertimbangan Pengendalian Perubahan Iklim, dan Pemerintah Kota Malang di Malang, Jawa Timur, Kamis (27/6), seperti dalam siaran persnya.

Hadir sebagai pembicara adalah Ir. Abadi Poernomo, Dipl. Geoth, En. Tech., Anggota Dewan Energi Nasional. Harris S.T. M.T., Direktur Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dan Agus Djoko Ismanto Ph.D., Senior Adviser on Environment and Sustainability PLTA Batang Toru. Talkshow ini dimoderatori oleh Dicky Edwin Hindarto selaku Koordinator Jejaring Indonesia Rendah Emisi.

Agus Djoko Ismanto mengatakan PLTA Batang Toru merupakan energi bersih karena sumber energinya adalah air. “Kami sangat menyadari PLTA memerlukan lingkungan yang mendukung sebagai penyimpan air secara alamiah, PLTA Batang Toru tidak mempunyai reservoir, sehingga stok air tersimpan di dalam hutan. Karena itu PLTA Batang Toru secara fundamental akan mempertahankan dan selalu ikut program kelestarian kawasan yang menghasilkan air sebagai bahan baku operasinya,” kata Agus Djoko Ismanto yang akrab dipanggil Adji.

Menurut Adji, pembangunannya sudah melalui kajian-kajian mendalam sesuai persyaratan nasional dan internasional. Tidak hanya melakukan AMDAL, mereka juga telah melaksanakan kajian Environmental and Social Impact Assessment (ESIA), yang menjadikan Batang Toru PLTA pertama di Indonesia yang melaksanakan Equatorial Principle.

Harris dari Kementerian ESDM mengatakan, pembangunan PLTA Batang Toru untuk menggantikan peran pembangkit listrik tenaga diesel yang berbahan bakar fosil pada saat beban puncak di Sumatera Utara. Penggunaan Energi Terbarukan yang bersih dan ramah lingkungan seperti PLTA akan menurunkan kadar emisi karbon sekaligus meningkatkan kualitas kelestarian lingkungan guna memitigasi dampak perubahan iklim.

“Pembangunan PLTA Batang Toru merupakan bagian dari program strategis pembangunan pembangkit listrik nasional 35 ribu MW (Mega Watt). PLTA Batang Toru mampu menghasilkan listrik sebesar 510 MW dan dapat menghemat devisa sebesar 400 juta dolar per tahun, yang didapat dari tidak membeli bahan bakar fosil untuk tenaga diesel," lanjut Harris.

Abadi Poernomo mengatakan Energi Bersih adalah masa depan Indonesia. Penggunaan Energi Bersih yang rendah emisi dapat mereduksi emisi gas karbondioksida yang selama ini dihasilkan oleh energi fosil. Dalam prakteknya, Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) hadir sebagai sumber energi bersih yang ramah lingkungan karena pada prinsipnya PLTA harus menjaga kualitas Ekosistem Air sebagai sumber energi. Abadi juga mengatakan, mahasiswa dapat berkontribusi langsung terhadap penggunaan Energi Bersih serta turut mempromosikan penggunaannya dalam teknologi.

Adji juga mengatakan, bahwa PLTA Batang Toru berkomitmen untuk senantiasa memberikan manfaat nyata bagi lingkungan hidup dan masyarakat sekitar kawasan Batang Toru. Selain melakukan revegetasi terhadap tanaman-tanaman langka yang hampir punah, PLTA Batang Toru juga turut membangun ekonomi masyarakat dengan memberikan pendampingan dan pembinaan masyarakat dalam hal pengembangan tanaman Kopi Sipirok sebagai specialty coffee, budidaya spesies ikan jurung, pengolahan potensi gula aren, serta usaha skala kecil lainnya. Hal ini dilakukan PLTA Batang Toru sebagai wujud nyata mitigasi dampak perubahan iklim yang berfokus pada peningkatan kapasitas masyarakat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement