Kamis 27 Jun 2019 13:45 WIB

Partisipasi Perempuan Positif terhadap Keuangan Perusahaan

Pengembalian aset perusahaan yang punya dewan direksi perempuan mencapai 3,8 persen

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolanda
Perempuan bekerja di kantor
Foto: pixabay
Perempuan bekerja di kantor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Finance Corporation (IFC) merilis sebuah studi bertajuk Keanekaragaman Gender Dewan Perusahaan di ASEAN. Studi tersebut menunjukkan pentingnya partisipasi perempuan terhadap kinerja keuangan perusahaan. 

Studi ini mensurvei lebih dari 1.000 perusahaan yang berada di Cina dan enam negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN): Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam. 

"Temuan kami menegaskan pentingnya keberadaan keragaman gender yang lebih besar di ruang dewan di Asia," kata Direktur Regional IFC, Asia Timur dan Pasifik, Vivek Pathak, dalam acara diakusi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (27/6).

Hasil survei menunjukkan perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan, melaporkan rata-rata Tingkat Pengembalian Aset (ROA) sebesar 3,8 persen. Angka tersebut lebih besar dibandingkan perusahaan yang tidak memiliki anggota dewan perempuan, dengan ROA sebesar 2,4 persen.

Demikian pula dengan Rasio Pengembalian Ekuitas (ROE), perusahaan-perusahaan yang memiliki lebih dari 30 persen anggota dewan perempuan melaporkan rata-rata ROE sebesar 6,2 persen. Sedangkan perusahaan-perusahaan yang memiliki dewannya hanya beranggotakan pria hanya melaporkan ROE sebesar 4,2 persen. 

Menurut Viviek, dengan memanfaatkan potensi besar yang dimiliki oleh para perempuan dalam dunia bisnis, perusahaan-perusahaan Asia dapat menjadi lebih kuat, lebih berkelanjutan dan lebih menarik bagi investor. Nantinya perusahaan-perusahaan ini akan membantu tercapainya pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif.

Di Indonesia, menurut penelitian ini, tiga industri teratas yang memiliki persentase jumlah anggota dewan perempuan tertinggi adalah bidang perindustrian (26 persen), real estat (20 persen), dan kebutuhan pokok konsumer (15 persen). 

Dalam hal keterwakilan perempuan di dewan, Indonesia setara dengan rata-rata ASEAN (14,9 persen). Namun, Indonesia tertinggal dalam hal jumlah perempuan yang menduduki posisi manajemen senior (18,4 persen), jauh di bawah rata-rata ASEAN yaitu 25,2 persen. 

"Bursa saham dapat membantu membuka jalan dengan cara mendorong perusahaan-perusahaan terbuka untuk memiliki langkah-langkah dan target dalam hal keterwakilan gender," kata Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia BEI, Risa E Rustam. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement