REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Pusat Penyuluhan Pertanian Siti Munifah MSi berharap proyek SIMURP mampu mendukung penguatan balai penyuluhan pertanian. Proyek SIMURP adalah singkatan dari Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP).
Siti Munifah mengatakan kerjasama antara tiga Kementerian, yaitu Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Pertanian. "Di Kementan Proyek SIMURP dipercayakan pelaksanaannya pada Pusat Penyuluhan Pertanian (Pusluhtan) Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dan Proyek SIMURP merupakan co-financing antara World Bank dan AIIB," tutur Munifah dalam Focus Group Discussion (FGD) SIMURP berdasarkan rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (25/6).
Ia mengatakan manfaat lain dari Proyek SIMURP adalah meningkatnya pengetahuan dan keterampilan petani terkait pertanian cerdas iklim sebanyak 6.000 orang. Kemudian meningkatkan produksi dan produktifitas, mengajarkan budidaya pertanian yang tahan terhadap cuaca dan iklim. Proyek SIMURP juga mengurangi resiko gagal panen, mengurangi efek gas rumah kaca, dan meningkatkan pendapatan petani di Daerah Irigasi (DI).
FGD tersebut dihadiri 50 peserta yang berasal dari UPT lingkup BPPSDMP yang berada di lokasi Proyek SIMURP, Eselon III lingkup Pusluhtan dan Penyuluh Pertanian Pusat. Munifah berharap Proyek SIMURP harus bisa menjadi trisula di BPPSDMP, harus saling mendukung antara penyuluhan, pelatihan dan pendidikan sehingga semakin memperkuat BPPSDMP.