Sabtu 22 Jun 2019 11:05 WIB

Dirut Bulog Panen Padi Perdana di Lahan UNS

Dengan bibit berkualitas, panen padi di lahan UNS menghasilkan 10 ton per hektare.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama Perum Bulog Jenderal Polisi (Purn) Budi Waseso memberikan sambutan di acara panen perdana sekaligus penandatanganan nota kesepahaman antara Bulog dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, di kompleks Rumah Sakit UNS di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/6).
Foto: Republika/Binti Sholikah
Direktur Utama Perum Bulog Jenderal Polisi (Purn) Budi Waseso memberikan sambutan di acara panen perdana sekaligus penandatanganan nota kesepahaman antara Bulog dan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, di kompleks Rumah Sakit UNS di Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Direktur Utama Perum Bulog Komjen Pol (Purn) Budi Waseso bersama Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Jamal Wiwoho melakukan panen padi perdana di lahan belakang Rumah Sakit (RS) UNS, Pabelan, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (21/6). Fakultas Pertanian UNS melalui peran dari Ikatani melakukan panen perdana padi genjah varietas Trisakti yang dipanen pada umur 75 hari serta padi Logawa Mas umur 110 hari di lahan seluas dua hektare tersebut. 

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menyatakan padi genjah varietas Trisakti memiliki beberapa kelebihan. Di antaranya dari sisi kualitas rasa nasinya pulen, waktu panen lebih pendek, serta tahan terhadap serangan hama. 

Baca Juga

Menurutnya, pertanian padi genjah varietas Trisakti tersebut menggunakan pupuk organik yang pasti aman dan sehat, bibit yang digunakan berkualitas termasuk mempengaruhi kuantitas rata-rata 1 hektare dapat menghasilkan 9-10 ton. "Kami ingin membagun semangat para petani, dengan memberikan pola pertanian, teknik pertanian yang baik dan benar. Sehingga dampaknya kepada petani itu sendiri berupa kesejahteraan, karena harga lebih baik dan akan mendapat keuntungan lebih banyak," terangnya di acara tersebut. 

Tadinya, satu hektare sawah maksimal menghasilkan 6 ton, kini petani bisa menghasilkan minimal 10 ton. Artinya, keuntungan bagi petani lebih besar. 

Dia berharap, ke depan Bulog tidak hanya bekerja sama dengan UNS, melainkan juga dengan perguruan tinggi lain. Sehingga para petani dapat menghasilkan produk pertanian dengan kualitas yang bagus. Di samping itu, kerja sama juga melibatkan bank BUMN sebagai penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) pertanian. "Sehingga kedepan petani tidak lagi terbelenggu dengan tengkulak. Dan saya berharap kesejahteraan petani bisa meningkat," ucapnya. 

Sementara itu, Dekan Fakultas Pertanian UNS, Samanhudi, berharap kegiatan sinergisitas antara petani, perguruan tinggi dan Bulog menjadi hal strategis untuk peningkatan program pertanian khususnya sektor pangan dan peningkatan kesejahteraan petani. "Semoga melalui kegiatan semacam ini UNS bisa semakin berperan dalam mengatasi permasalahan pangan di Indonesia," harapnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement