Rabu 19 Jun 2019 00:25 WIB

Hensel Davest Indonesia akan Jadi Tekfin Pertama yang IPO

Hensel Davest Indonesia akan menawarkan sebanyak 381,17 juta saham melalui IPO di BEI

Rep: Novita Intan/ Red: Hasanul Rizqa
PT Hensel Davest Indonesia Tbk akan menjadi perusahaan Tecnology Finansial (Tekfin) pertama yang akan mencatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, lewat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), Jakarta, Selasa (18/6).
Foto: Republika/Novita Intan
PT Hensel Davest Indonesia Tbk akan menjadi perusahaan Tecnology Finansial (Tekfin) pertama yang akan mencatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia, lewat penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO), Jakarta, Selasa (18/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Hensel Davest Indonesia Tbk akan menjadi perusahaan teknologi finansial (tekfin) pertama yang akan mencatakan sahamnya di Bursa Efek Indonesia lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering /IPO).

Perusahaan ini akan menawarkan sebanyak 381,17 juta saham atau sebesar 25 persen dari modal ditempatkan dan disetor dengan nilai nominal Rp 100.

Baca Juga

Direktur Utama Hensel Davest Indonesia Hendra David mengatakan, keseluruhan dana hasil IPO akan dialokasikan sekitar 65 persen untuk meningkatkan modal kerja. Itu setelah dikurangi seluruh biaya emisi.

“Kami juga akan menggunakan dana IPO untuk akuisisi marchant berupa UMKM (warung) dan individu, pembelian persediaan barang dagang, uang muka persedian barang dagang, serta pembiayaan piutang usaha kepada pelanggan,” ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/6).

Menurutnya, sekitar 10 persen dana IPO akan digunakan untuk meningkatkan teknologi komunikasi informasi, serta pengembangan SDM. Sisanya, sekitar 25 persen dari dana IPO akan digunakan untuk pembelian bangunan untuk oprasional perusahaan.

“Perkembangan teknologi informasi dan perubahan pola konsumsi di era digital saat ini tentu menjadi tantangan sekaligus potensi pasar yang cukup menjanjikan untuk perusahaan-perusahaan berbasis teknologi (e-commerce) di Indonesia, terlebih kita akan memasuki era revolusi industri 4.0,” ungkapnya.

Perusahaan ini bergerak pada bidang pengembangan aplikasi perdagangan melalui internet (e-commerce) serta pendistribusian produk digital. PT Hensel Davest Indonesia Tbk diprediksi akan meraup dana segar senilai total Rp 38,11 miliar. Dalam IPO ini, PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek serta telah ditunjuk oleh perseroan tersebut.

Perusahaan dan penjamin pelaksana emisi efek merencanakan periode bookbuilding  pada periode 17-24 Juni 2019 dan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia direncanakan pada 12 Juli 2019.

Hensel Davest Indonesia didirikan pada 2013 sebagai perusahaan yang memproses transaksi multi-biller. Perusahaan memulai usaha dari pulsa elektrik hingga ke prepaid listrik dan biller lainya seperti BPJS dan PDAM.

Pada 2015, perusahaan yang berfokus di sektor B2B ini meluncurkan aplikasi DavestPay untuk menyasar segmen B2C. Saat ini, Hensel Davest Indonesia memiliki lebih dari 150 ribu jaringan agen yang tersebar di seluruh Indonesia dan memproses lebih dari 600 ribu transaksi dari ratusan produk per harinya.

Perusahaan yang berlokasi di Makassar, Sulawesi Selatan ini juga merupakan perusahaan distribusi produk digital, perdagangan online atau e-commerce dan teknologi dengan fokus menyasar pasar di wilayah Indonesia bagian timur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement