Senin 17 Jun 2019 17:52 WIB

TVRI Raih Opini WTP Perdana Tahun Ini

Opini WTP tersebut diberikan berdasarkan laporan keuangan TVRI pada 2018.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Direktur Utama TVRI Helmy Yahya (kanan, berkacamata) saat menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), di Gedung TVRI, Senayan, Jakarta, Senin (17/6).
Foto: Republika/Imas Damayanti
Direktur Utama TVRI Helmy Yahya (kanan, berkacamata) saat menerima opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), di Gedung TVRI, Senayan, Jakarta, Senin (17/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setelah tiga tahun berturut-turut mendapat opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP), Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk pertama kalinya. Opini tersebut diberikan berdasarkan laporan keuangan TVRI pada 2018.

Anggota III BPK Achsanul Qosasi mengatakan, apresiasi yang tinggi perlu diberikan kepada TVRI. Sebagai lembaga negara yang bergerak di bidang penyiaran, kata dia, TVRI mampu meraih prestasi yang prestisius. Kendati demikian dia menjabarkan, terdapat beberapa catatan yang diberikan BPK yang perlu dibenahi TVRI.

“Terdapat beberapa catatan dari kami, dan ini harus ditindaklanjuti oleh TVRI untuk peningkatan ke depannya,” kata Achsanul, di Gedung TVRI, Senayan, Jakarta, Senin (17/6).

Direktur Utama TVRI Helmy Yahya mengatakan, perolehan WTP tersebut merupakan prestasi tertinggi yang didapatkan TVRI. Dengan prestasi tersebut, dia berharap hal itu dapat menjadi tolok ukur terjadinya transformasi di lingkungan TVRI, terutama di sektor keunagan dan pengelolaan anggaran yang akuntabel.

“Ke depannya, dengan prestasi ini, kami bisa menghadirkan program-program televisi yang berkualitas dan diminati masyarakat. Catatan dari BPK juga akan kami tindaklanjuti,” kata Helmy.

Ke depan, dia menjabarkan, TVRI akan terus meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan dan anggaran yang dimiliki. Hal itu dilakukan guna menjaga kepercayaan serta pergerakan struktur manajerial seluruh karyawan TVRI yang ada di seluruh Indonesia.

Di sisi lain dia menekankan, reformasi dan rebranding TVRI merupakan prioritas yang telah dimulai sejak tahun lalu. Dia mengingatkan, dengan capaian WTP yang ada, pihaknya meminta kepada seluruh karyawan TVRI agar melakukan percepatan dalam transformasi tersebut. Helmy menekankan, sebagai saluran televisi publik, ke depan TVRI akan menghadirkan tayangan yang diharapkan merangsang persatuan bangsa menjadi semakin erat, apapun latar belakang pandangan maupun identitas masyarakatnya.

Dia mencontohkan, hal tersebut sudah dimulai dengan kembalinya TVRI menayangkan siaran olahraga bulutangkis dan sepak bola dunia. Hal tersebut dinilai dapat mengembalikan kehadiran TVRI di tengah masyarakat. Selain itu, kata dia, TVRI juga sukses menjadi penyelenggara siaran Debat Calon Presiden, Siaran Pemilu, dan menjadi TV Pool pada berbagai kegiatan kenergaraan.

“Ini sebuah kepercayaan kepada kami. Maka akan kami sambut dengan progresif,” kata dia.

Helmy menceritakan, sejak 1,5 tahun silam saat pertama kali dia baru menjabat sebagai Direktur Utama TVRI, status pengelolaan keuangan TVRI berpredikat disclaimer. Dia mengatakan, dengan predikat tersebut pihaknya merasa tertantang dan berusaha menjadikan pengelolaan keuangan ke depannya menjadi lebih akuntabel. 

Dengan adanya WTP, kata dia, hal tersebut dapat menjadi modal bagi TVRI untuk membangkitkan kepercayaan terhadap mitra dan pihak-pihak lain yang ingin bekerja sama dengan TVRI. Bahwa dengan hal ini, dia percaya seluruh mitra kerja TVRI akan semakin progresif dalam meningkatkan serta membantu menghadirkan tayangan yang berkualitas. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement