Kamis 13 Jun 2019 20:07 WIB

Menkeu: Investasi Masih Jadi Pendorong Pertumbuhan Ekonomi

Menkeu Sri Mulyani meyakini investasi masih jadi pendorong utama ekonomi

Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menteri Keuangan Sri Mulyani (tengah) bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/6/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan andil dari investasi masih akan menjadi pendorong yang dominan bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen - 5,6 persen pada 2020. Oleh karena itu perbaikan kebijakan publik seperti reformasi struktural dan pembangunan infrastruktur akan terus masif dilakukan.

Sri Mulyani, dalam Rapat Komisi XI DPR terkait pembicaraan pendahuluan RAPBN 2020 mengatakan upaya meningkatkan investasi akan dilakukan dengan berlanjutnya perbaikan dan pembangunan infrastruktur baru, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan juga reformasi kebijakan untuk kemudahan berusaha.

Baca Juga

"Ini yang menggambarkan bahwa untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3 hingga 5,6 persen, peranan investasi swasta menjadi sangat penting sehingga yang berhubungan dengan kebijakan investasi menjadi sangat kunci," ujar dia di Jakarta, Kamis (13/6).

Investasi yang juga bisa diukur dari indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam komponen pertumbuhan ekonomi ditargetkan pemerintah untuk tumbuh 7-7,4 persen pada 2020.

Pada pertumbuhan investasi, pemerintah memasang target pertumbuhan investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) langsung yang agak moderat yakni di kisaran Rp 426 triliun hingga Rp 428 triliun dibandingkan proyeksi 2019 yang sebesar Rp 420 triliun.

"Investasi asing langsung dalam bentuk penanaman modal asing masih akan konstan di angka Rp 426 triliun hingga Rp 428 triliun," ujarnya.

Meskipun demikian, Sri Mulyani berjanji investasi dari pemerintah pusat dan daerah akan meningkat cukup signifikan. Investasi dari pemerintah pusat ditargetkan Sri Mulyani akan berkontribusi pada kisaran Rp 246 triliun hingga Rp 261 triliun. Sedangkan, investasi dari pemerintah daerah sebesar Rp 293 triliun hingga Rp 310 triliun.

"Ini adalah kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan proyeksi investasi Pemerintah tahun 2019 yang sebesar Rp 215 triliun untuk pemerintah pusat dan Rp 267 triliun untuk pemerintah daerah," ujar dia.

Sedangkan, BUMN diperkirakan masih akan ekspansif untuk mengucurkan investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi dari BUMN ditargetkan Sri Mulyani mencapai antara Rp 470 triliun hingga Rp 473 triliun dari proyeksi 2018 yang sebesar Rp 429 triliun.

Di samping itu, masih ada investasi swasta yang merupakan paling dominan yakni mencapai Rp 4.221,3 triliun hingga Rp 4.205 triliun. Kebutuhan investasi ini menjadi penopang untuk menumbuhkan perekonomian domestik sebesar 5,3 persen - 5,6 persen di 2020.

Adapun total kebutuhan investasi untuk mencapai pertumbuhan PMTB di kisaran 7-7,4 persen, kata Sri Mulyani, sebesar Rp 5.802 triliun hingga Rp 5.823 triliun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement