Jumat 07 Jun 2019 19:15 WIB

Pertamina Tambah Pasokan BBM Antisipasi Lonjakan Wisatawan

Pertamina memberikan fasilitas kredit kepada SPBU dengan term of payment.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Gita Amanda
Pertamina
Foto: Republika/Prayogi
Pertamina

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR V, Jatimbalinus Rustam Aji, mengaku pihaknya telah melakukan berbagai persiapan dalam rangka mengantisipasi arus wisata sekaligus arus balik Lebaran Idul Fitri 2019. Di antaranya adalah melakukan build up stock di SPBU-SPBU sekitar daerah wisata, serta memberikan fasilitas kredit kepada SPBU dengan term of payment sampai dengan tiga hari.

Sementara itu, lanjut dia, dalam upaya mengantisipasi kemacetan lalu lintas yang bisa menghambat distribusi mobil tangki, Pertamina mengoptimalkan penyaluran dari Terminal BBM ke SPBU lebih awal. Penyaluran dilakukan mulai pukul 00.00 WIB dan, SPBU beroperasi selama 24 jam.

Baca Juga

"Kami juga mengoptimalkan tim satuan tugas yang selalu monitor keadaan di lapangan, serta menyiagakan mobil tangki di 16 SPBU Kantong. Di antaranya di Jombang, Probolinggo, Lumajang, Batu, Malang, Ngawi, Pacitan, Nganjuk, dan Jember," kata Rustam melalui pesan singkatnya, Jumat (7/6).

Rustam memprediksi, puncak arus wisata dan arus mudik ini akan terjadi mulai H+1 sampai dengan H+4 Lebaran Idul Fitri 2019. Dalam upaya mengantisipasi kemacetan di tempat wisata seperti Malang dan Batu, Pertamina telah menyiapkan motoris siaga untuk menyalurkan BBM dalam kondisi kemacetan.

"Masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketersediaan BBM. Kami menghimbau kepada para wisatawan dan masyarakat yang akan melakukan perjalanan balik, untuk dapat mengisi penuh BBM di lokasi awal, untuk menghindari kepadatan pengisian BBM di rest area," ujar Rustam.

Rustam mengatakan, terdapat beberapa titik di Jawa Timur yang diprediksi menjadi tujuan wisatawan. Di antaranya Kota Malang, Batu, Kediri, Banyuwangi, dan Surabaya. Dia memprediksi, kebutuhan BBM jenis Gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite, Premium) di Jatim pada H+2 ini mencapai 15 ribu kiloliter, atau 16 persen di atas konsumsi normal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement