REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Bupati Banyuwangi Azwar Anas mengajak warga mengonsumsi produk Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lokal saat lebaran. Dorongan ini merupakan salah satu upaya mendukung dan memajukan UMKM. Anas menjelaskan, setiap lebaran biasanya terdapat tradisi saling mengunjungi rumah. Tidak hanya tetangga, tapi juga kerabat, saudara dan sebagainya.
"Ayo suguhkan kue produk UMKM. Penuhi meja ruang tamu hanya dengan kue dan minuman produksi UMKM," kata Anas melalui pesan elektronik yang diterima wartawan, belum lama ini.
Menurut Anas, di Banyuwangi terdapat banyak usaha rumahan yang membuat kue enak-enak. Mereka biasanya menggunakan resep dari warisan leluhurnya. Rasanya, kata dia, lebih enak dibanding merek-merek pabrikan.
Berdasarkan hal tersebut, membantu para pelaku UMKM untuk berkembang menjadi perlu dilakukan. Masyarakat setidaknya dapat membantu menciptakan lapangan pekerjaan untuk orang lain. Terlebih, ia melanjutkan, produk UMKM dan industri rumah tangga di Banyuwangi terus tumbuh.
Pembuat cokelat asal Kecamatan Genteng, Ziska Purwanti merupakan pengusaha UMKM yang melakukan pemasaran secara dalam jaringan (daring). Melalui sistem ini, dia mampu mendapat pesanan cokelat hingga ratusan toples untuk Lebaran tahun ini. Adapun harga satu toples cokelatnya berkisar Rp 50 hingga 90 ribu.
Kebanjiran pesanan juga dirasakan pemilik rumah produksi makanan ringan “Anisa”, Kurnia Dwi Lestari. Jumlah pesanannya bahkan mencapai tiga kali lipat dibandingkan hari biasa. Kami kerja dari jam lima pagi hingga sore hari. Karena pesanan kue kering membeludak sejak memasuki bulan puasa kemarin. Biasanya hanya 30 orang yang membantu, saya terpaksa menambah 15 orang lagi warga sekitar untuk memenuhi pesanan,” jelas Kurnia melalui pesan resmi yang diterima Republika, Senin (3/6).
Dia mengaku bahwa menjelang Lebaran ini produksinya meningkat tajam hingga dua kali lipat. Bila sehari-hari produksinya hanya sekitar 3.000 kemasan kue kering, namun khusus Lebaran ini meningkat hingga 10.000 ribu kemasan.
Selain memasok toko kue di Banyuwangi, produk “Anisa” juga diminati pasar Bali. Menurut dia, keberhasilan ini karena produk ikut dipasarkan melalui sistem penjualan daring. "Setiap hari juga banyak salesman yang datang ke mari. Ada yang dijual ke toko-toko di Banyuwangi, ritel moderen, hingga Bali. Semua meningkat, termasuk pesanan online juga meningkat hingga 30 persen,” ujarnya.