Ahad 02 Jun 2019 23:15 WIB

Gubernur Sumbar: Tiket Mahal, Mudik Pakai Pesawat Berkurang

Sebagian pemudik beralih menggunakan jalur darat.

Petugas Air Traffic Control (ATC) memandu keberangkatan pesawat udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). (ilustrasi)
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Petugas Air Traffic Control (ATC) memandu keberangkatan pesawat udara di Bandara Internasional Minangkabau (BIM). (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG --  Gubernur Sumatra Barat Irwan Prayitno mengungkapkan, pemudik menggunakan jalur udara ke Sumatra Barat pada 1440 Hijriyah berkurang dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan mahalnya harga tiket.

"Pemudik beralih menggunakan jalur darat dan jumlah kedatangan di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) berkurang dari tahun lalu," katanya selepas mengunjungi pos pengamanan mudik di Bandara Internasional Minangkabau Padang Pariaman, Ahad (2/6).

Baca Juga

Menurut dia, harga tiket yang terlalu tinggi membuat pemudik enggan terbang dan memilih pulang melalui jalur darat.

Ia mengaku  berkurangnya jumlah penumpang di BIM menyebabkan situasi kemananan lebih kondusif karena tidak ada calo, copet dan pungutan liar.

"Bandara kalau di sisi penumpang dan penerbangan berkurang, tapi kalau sisi keamanan tentu aman dan tidak ada kejadian yang mencolok, tidak ada calo, pencopet juga tidak ada. Alhamdulillah, lancar aja sampai saat ini," katanya.

Sementara General Manager PT Angkasa Pura II Cabang BIM Dwi Ananda Wicaksana mengatakan hingga H-3 Lebaran 1440 Hijriyah terjadi penurunan penumpang mencapai 30 persen dibandingkan arus mudik tahun lalu.

Ia mengatakan penurunan itu telah terjadi sejak H-10 Lebaran yang disebabkan harga tiket meningkat tajam..

"Rencana 88 flight hari ini, namun belum final dan hingga sore baru 30 pesawat yang terbang 30 lagi," kata dia.

Dia memprediksi puncak mudik terjadi pada 1 dan 2 Juni 2019. "Mestinya puncak mudik terjadi hari ini tapi hingga saat ini kita mencatat jumlah penumpang terbanyak terjadi pada di H-6 tertinggi sama H-4," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement