Kamis 30 May 2019 06:01 WIB

PLN Bukukan Pendapatan Rp 272 Triliun

Pada 2018, PLN membukukan laba operasi sebesar Rp 35,9 triliun

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
Gedung PT PLN Pusat
Foto: Antara
Gedung PT PLN Pusat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) pada 2018 mencatatkan kenaikan pendapatan usaha perusahaan. Tercatat pada tahun lalu pendapatan perusahaan sebesar Rp 272 triliun, naik dibandingkan 2017 yang sebesar Rp 255 triliun.

Kenaikan pendapatan ini mengatrol laba bersih perusahaan menjadi Rp 11,5 triliun. Direktur Keuangan PLN, Sarwono menjelaskan selain peningkatan pendapatan usaha dan laba bersih, perusahaan juga mencatatkan peningkatan laba operasi sebesar 40,8 persen.

Baca Juga

Pada 2018 perusahaan membukukan laba operasi sebesar Rp 35,9 triliun. "Peningkatan kinerja operasi dan keuangan perusahaan ini ditopang dari pertumbuhan penjualan, efisiensi operasi, serta dukungan Pemerintah melalui Domestik Market Obligation (DMO) Batubara baik harga maupun volume," ujar Sarwono, Rabu (29/5).

Ia juga menjelaskan membaiknya kinerja perusahaan juga dikarenakan penguatan kurs mata uang rupiah pada akhir tahun dan penurunan harga ICP dibanding dengan kuartal ketiga 2018.

Dibanding tahun sebelumnya, penjualan tenaga listrik selama tahun 2018 mengalami peningkatan sebesar Rp 16,9 triliun menjadi Rp 263,5 triliun. Kenaikan nilai penjualan ini terutama didukung oleh pertumbuhan penjualan 5,15 persen sehingga volume penjualan listrik tahun 2018 menjadi sebesar 234 Terra Watt hour (TWh) lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 223 TWh.

"Kenaikan konsumsi listrik selama tahun 2018 tersebut didominasi oleh pertumbuhan konsumsi listrik oleh pelanggan bisnis dan industri," ujar Sarwono.

Ia juga menjelaskan peningkatan konsumsi kWh ini juga didukung oleh adanya kenaikan jumlah pelanggan dimana sampai dengan akhir tahun 2018 telah mencapai 71,9 juta atau bertambah 3,8 juta pelanggan dari akhir tahun 2017.

"Bertambahnya jumlah pelanggan ini juga mendorong kenaikan rasio elektrifikasi nasional menjadi 98,3 persen, lebih tinggi dari target sebesar 97,5 persen," ujar Sarwono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement