Selasa 28 May 2019 12:46 WIB

Tol Jawa Timur Siap Sambut Pemudik

Beberapa titik yang berpotensi terjadi kepadatan di ruas tol Surabaya-Gempol

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah petugas mengatur kendaraan melintasi jalan Tol Surabaya Mojokerto saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Gresik, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).
Foto: Antara/Zabur Karuru
Sejumlah petugas mengatur kendaraan melintasi jalan Tol Surabaya Mojokerto saat penyusuran pra uji laik fungsi dan keselamatan Trans Jawa, Gresik, Jawa Tengah, Jumat (7/12/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pgs. General Manager (GM) Jasa Marga Cabang Surabaya-Gempol Bagus Cahya AB mengungkapkan, ada beberapa titik yang berpotensi terjadi kepadatan pada arus mudik 2019 di ruas tol Surabaya-Gempol. Yakni di Gerbang Tol (GT) Sidoarjo 2 dan GT Kejapanan. Bila hal ini benar-benar terjadi, Bagus mengaku telah menyiapkan sejumlah strategi.

“Apabila terjadi antrean panjang di GT Sidoarjo 2, maka arus lalu lintas dialihkan melalui GT Sidoarjo 1 bagi kendaraan yang menuju arah Porong,” kata Bagus melalui pesan singkatnya, Selasa (28/5)

Baca Juga

Bagus melanjutkan, untuk mengantisipasi kepadatan di GT Kejapanan Utama, pihaknya berkoordinasi dengan kepolisian akan melakukan pengaturan lalu lintas guna membagi beban transaksi, baik entrance maupun exit, melalui sistem buka/tutup. Strategi lainnya ialah memfungsikan mobile reader untuk meningkatkan kapasitas transaksi.

"Secara umum, kita juga akan menambah gardu operasi di GT Kejapanan, GT Waru Utama, dan GT Sidoarjo 2. Kita juga akan memanfaatkan 28 unit mobile reader, melayani top up tunai di tiga titik GT, dan menyediakan layanan gerak bekerja sama dengan bank terkait di rest area," ujar Bagus.

Direktur Utama PT Jasamarga Ngawi Kertosono Kediri (JNK) Iwan Moedyarno memprediksi, puncak arus mudik yang terjadi di ruas Tol Ngawi-Kertosono-Kediri pada 2 Juni 2019 (H-3). Diprediksi ada sekitar 22.994 kendaraan yang melakukan transaksi gardu, naik 266 persen dibandingkan lalu lintas normal yang hanya 6.281 kendaraan.

Iwan juga mencatat potensi kepadatan di sejumlah titik pada puncak arus mudik tersebut. Yaitu di GT Madiun, GT Nganjuk, rest area 626 A, 626 B, 597 A, 597 B, dan 640 A/B fungsional. Guna mengantisipasi terjadinya hal tersebut, pihaknya juga akan mempercepat distribusi informasi melalui 5 VMS, 65 CCTV, Twitter, dan lain sebagainya.

"Bila terjadi antrean panjang di gerbang tol, maka kami mengubah gardu entrance menjadi gardu exit, serta mengoperasikan mobile reader,” ujar Iwan.

Iwan memprediksi, Jalan Tol Ngawi-Kertosono-Kediri akan menjadi titik jenuh oleh sebagian pengemudi, karena telah menempuh jarak yang jauh. Maka, Iwan mengingatkan, faktor keselamatan juga menjadi perhatian ekstra. Dimana PT JNK menambah warning light (flip flop), LED biru (dummy spesifikasi PJR), dan tambahan guardrail.

"Kita juga memasang rumble stripe sebelum rest area dan di main road di lokasi blank spot," ujar Iwan.

Manager Operasi PT Jasamarga Surabaya Mojokerto (JSM) Erpan Afandi mengungkapkan, salah satu titik rawan kepadatan di Jalan Tol Surabaya-Mojokerto adalah GT Waru Gunung. Sebagai antisipasi, pihaknya akan menambah gardu operasi di GT Waru Gunung, yang merupakan GT barrier di cluster 3 (Banyumanik-Waru Gunung).

"Totalnya, GT Waru Gunung akan memiliki 10 gardu entrance dan 11 gardu exit," kata Erpan.

Selain itu, tambah Erpan, PT JSM juga memanfaatkan 14 unit mobile reader, menambah lokasi top up tunai di GT, menyediakan layanan gerak oleh perbankan di Rest Area 725 A & B dan di GT, serta penjualan uang elektronik. Tak ketinggalan, pihaknya akan menurunkan tambahan personel untuk pengaturan lalu lintas di titik-titik rawan kepadatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement