REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menyebut kondisi politik di dalam negeri tidak lebih mengkhawatirkan dibandingkan dengan perang dagang antara AS dan Cina. Menurut Anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) itu, dunia usaha masih sangat percaya diri kondisi politik di dalam negeri tidak akan mengganggu bisnis dan perdagangan secara signifikan.
"Confidence level dunia usaha sangat tinggi. Mungkin kemarin ada kerusuhan, tapi dalam satu dua hari ini terungkap dan ke depan proses hukum akan lebih transparan sehingga masyarakat tidak akan dibingungkan dengan berita simpang siur," katanya dalam diskusi KEIN di Jakarta, Senin (27/5).
Menurut Hariyadi, keyakinan itu justru berbanding terbalik dengan apa yang dirasakan dunia usaha terhadap situasi perang dagang antara AS dan Cina. "Kalau dunia usaha, confidence level bagus tetapi situasi perang dagang AS-Cina cukup mengkhawatirkan. Ketegangan kita harap segera berakhir," ujarnya.
Meski menimbulkan ketidakpastian, perang dagang antara dua negara besar itu, menurut Hariyadi, juga membuka peluang bagi Indonesia. "Ada barang AS yang tidak terserap Cina bisa kita ambil. Begitu pula barang Cina yang tidak bisa masuk AS. Tapi kembali lagi, semua tergantung pada seberapa cepat kita merespon," katanya.
Anggota KEIN Hendri Saparini mengingatkan Indonesia memang harus bersiap menghadapi perjalanan ketidakpastian yang semakin panjang, terutama karena perang dagang antara AS dan Cina. Kondisi tersebut disebutnya akan sangat berdampak bagi Indonesia yang ekonominya sangat dipengaruhi oleh perkembangan global.
"Kita sebagai negara terbuka, yang ekonominya dipengaruhi oleh global, baik lewat perdagangan maupun investasi, kita akan terdampak dari itu (perang dagang)," ujarnya.