Kamis 06 Jun 2019 00:09 WIB

Desa Jayagiri Berinovasi Jadi Obyek Wisata Unggulan

Desa Jayagiri dilewati ketika wisatawan menuju Gunung Tangkuban Perahu.

Warga membersihkan sampah pada Gerakan Kampung Sehat di Jayagiri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (3/4/2019).
Foto: Antara/Adeng Bustomi
Warga membersihkan sampah pada Gerakan Kampung Sehat di Jayagiri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Rabu (3/4/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT -- Nama Desa Jayagiri di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, menjadi tidak terasa asing di telinga berkat lagu populer Bimbo yang berjudul Melati dari Jayagiri. Lagu ini memang diciptakan oleh Iwan Abdul Rachman alias Abah Iwan di Gunung Jayagiri pada Maret 1967.

Desa ini terletak di posisi di jalur menuju Gunung Tangkuban Perahu. Dnegan luas sekitar 946 hektare dan mencakup persawahan, perkebunan, desa ini memiliki peluang untuk dikembangkan menjadi objek-objek wisata alam.

Baca Juga

"Dulu kan terkenal kalau mau ke Tangkuban Perahu, hiking, pasti lewat hutan Jayagiri, kurang lebih delapan kilometer sampai ke kawah Tangkuban Perahu," kata Sekretaris Desa Jayagiri Deni Iskandar.

Warga dan aparat desa hasil pemekaran Desa Lembang tahun 1982 itu tidak menyia-nyiakan peluang di hadapan mereka. Bekerja sama dengan Perhutani, mereka mengembangkan area hutan desa menjadi destinasi wisata alam tanpa merusak ekosistemnya.

 

Deni menjelaskan warga mulai melihat dan memanfaatkan potensi pengembangan pariwisata desa tahun 2015. Ketika itu warga membuat kantung-kantung pariwisata seperti daerah perkemahan, area mancakrida, dan panggung-panggung seni di alam.

"Dari dulu juga sudah ada inisiatif masyarakat, hanya saja sekarang lebih banyak dan meluas," katanya.

Pemerintah mulai mengucurkan Dana Desa tahun 2015, dan pemerintah desa antara lain menggunakannya untuk membangun jalan yang lebih baik menuju tempat-tempat wisata. Daerah-daerah wisata desa pun makin berkembang, sehingga kini setiap tahun ada sekitar 25 ribu wisatawan yang mengunjungi Jayagiri.

Wana Wisata Jayagiri

Desa Jayagiri merupakan jalur penghubung menuju Gunung Tangkuban Perahu. Desa ini biasa dilewati para penyuka hiking dan camping yang hendak ke gunung dengan hamparan pohon pinus dan perkebunan teh.

Hutan Jayagiri masih lebat, rindang, dan asri dengan pepohonan pinus dan pohon-pohon besar lain. Hawanya sejuk. Di kawasan hutan itu sudah ada papan-papan petunjuk jalan bagi para pendaki, tempat berlindung, pos jaga, toilet, dan tempat sampah..

Wisatawan bisa berkemah, menggelar kegiatan pelatihan, bersepeda, hiking, atau sekedar menikmati alam di wana wisata Jayagiri yang konturnya bergelombang. Sementara para penyuka sejarah bisa mampir ke taman yang dibangun untuk menandai penanaman pohon kina pertama di Indonesia.

Inovasi Desa

Desa Jayagiri sejak zaman Belanda dilalui jalur yang menghubungkan tiga kecamatan yang berujung di daerah Cikole, Lembang. Sejak tahun 2000, penyuka olahraga offroad sering melintasi jalur itu.

Warga menangkap prospek ekonomi dari kegiatan olahraga ekstrem tersebut dengan membuka kios-kios di tengah hutan. "Mungkin kan warga melihat prospek, karena wisatawan offroad butuh kawasan khusus untuk istirahat. Mereka kerja sama juga dengan Perhutani sebagai pengelola hutan," kata Deni.

Desa juga membuat peraturan untuk memastikan kegiatan olahraga offroad tidak sampai ke jalur permukiman. "Masuknya itu dari Cikole, karena takut aksesnya kotor makanya semuanya melalui satu pintu," kata dia.

Tahun 2014 perusahaan-perusahaan penyedia jasa wisata menawarkan paket wisata offroad bagi wisatawan dari luar daerah, dan memesan makanan dari kios-kios tengah hutan milik warga Jayagiri.

Pada akhir pekan, penyedia jasa wisata bisa membawa 400 orang untuk merasakan pengalaman makan siang di hutan. Bersamaan dengan perkembangan sektor pariwisata, tumbuh pula usaha untuk memenuhi kebutuhan wisatawan, termasuk menyediakan kayu bakar dan pasokan kopi untuk kedai-kedai di sekitar Lembang.

Guna mencegah dampak buruk kegiatan wisata terhadap kondisi lingkungan, pendidikan mengenai pengelolaan hutan diberikan kepada warga. Deni mengatakan warga desanya sering mendapat kesempatan mengikuti pelatihan kepariwisataan, antara lain dari Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung Barat.

"Terus kemarin juga ada penelitian dari perguruan tinggi ke Gunung Putri, mereka sampai camping di sana. Datanya akan masuk ke Pemkab nantinya akan ada tindak lanjut terkait pendidikan kepada masyarakat," katanya.

"Jadi tetap kita harus melestarikan alam itu walaupun penduduk bertambah," katanya.

sumber : antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement