Sabtu 25 May 2019 12:10 WIB

Pengusaha: Harga Daging Lebih Murah Tapi Produk Impor

Produk daging kerbau impor dinilai menggerus pangsa pasar pedagang lokal.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Nur Aini
  Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Tahta Aidilla)
Pekerja sedang melakukan bongkar muatan daging sapi impor di gudang Bulog, Jakarta, Kamis (9/6). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengusaha daging dan industri makanan, Yustinus Sadmoko, mengatakan harga daging sapi lebih murah tahun ini dibandingkan tahun lalu. Namun, pengusaha mengeluhkan kenaikan biaya distribusi. 

"Tahun lalu harga sapi Rp 43 ribu- Rp 44 ribu per kg, sekarang masih ada yang menjual Rp 39 ribu- Rp 42 ribu per kg," ujar Yustinus dalam sebuah acara diskusi, Sabtu (25/5).

Baca Juga

Yustinus menjelaskan, harga yang masih rendah ini disebabkan karena suplai yang masih berlebih. Di samping itu, ada persaingan baru dengan daging kerbau impor. Menurut Yustinus, impor daging kerbau tersebut cukup menggerus pangsa pasar pedagang sapi. 

Yustinus mengatakan, daging sapi impor ini tidak seharusnya masuk ke pasar tradisional tetapi dijual beku ke pasar-pasar modern. Dia memperkirakan ada kebocoran distribusi sehingga menyebabkan pasar tradisional diisi daging kerbau impor.

"Di pasar tradisional area Jabodetabek ada kemungkinan 50 persen daging kerbau impor," kata Yustinus. 

Yustinus mengaku mengapresiasi langkah pemerintah dalam menjaga kestabilan harga. Namun, Yustinus menyangkan kestabilan harga itu bukan karena suplai yang cukup pengusaha lokal. Ketersediaan daging cukup karena digelontor impor.

Oleh karena itu, Yustinus berharap pemerintah tidak hanya fokus di harga murah. Pemerintah diharapkan lebih bisa membangun industri dalam negeri. 

"Ini cukup kejam bagi kami para pengusaha. Kalau pun harus impor, harus ada win win solution, kita juga bisa jual keluar," tegas Yustinus.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement