REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menyebut angka inflasi dalam perbandingan bulan berada di 0,51 persen atau lebih rendah dari rata-rata angka inflasi di tiga tahun terakhir Ramadhan. Tren penurunan tersebut salah satunya disebabkan oleh adanya peningkatan produksi pangan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian (Kementan) Syukur Iwantoro mengatakan, penurunan inflasi dalam beberapa tahun terakhir salah satunya disebabkan oleh meningkatnya produksi pangan dan terjaganya distribusi. Sehingga, kata dia, suplai dapat mengimbangi permintaan konsumsi.
“Karena suplainya ada, harga bisa stabil dan inflasi menurun,” kata Syukur saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (24/5).
Adapun komoditas yang memberi andil terhadap penurunan tren inflasi dalam tiga tahun terakhir, kata dia, meliputi beras, bawang merah, hingga cabai. Guna menjaga tren penurunan inflasi tersebut, pemerintah mengaku siap menjaga produksi dan distribusi pangan khususnya di beberapa komoditas yang rentan menyebabkan inflasi seperti beras, bawang-bawangan, cabai, dan daging.
Sejauh ini, kata dia, Kementan telah menerapkan berbagai program guna menggenjot produksi. Baik produksi yang memanfaatkan sarana teknologi (intensifikasi) maupun program konvensional. Beberapa program produksi Kementan, meski diakui belum sepenuhnya maksimal namun dinilai dia sudah memberikan andil yang cukup baik dalam menjaga suplai.
Dari sisi distribusi, Syukur menyebut telah menggandeng sejumlah kementerian dan lembaga untuk melakukan penyerapan hasil panen petani. Untuk penyerapan, di beberapa daerah sentra produksi, pihaknya melibatkan pemerintah daerah serta perusahaan daerah untuk membeli hasi produksi petani. Sedangkan di wilayah sentral populasi seperti Jakarta, dia menyebut, selama tiga tahun terakhir kerja sama distribusi dan penyerapan sudah berjalan optimal.
“Yang terbesar itu ada Food Station, badan usaha daerah milik Jakarta ini kerja samanya dengan kita bagus sekali,” kata Syukur.