REPUBLIKA.CO.ID, GOWA – Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Gowa ST Hasnawati mengatakan, melalui inovasi teknologi, produksi benih dan budidaya kentang serta krisan dapat menghasilkan hasil menjanjikan bagi petani. Menurutnya, PB Paguyupan Putra merupakan model penangkar benih hortikultura ideal, ditunjang sarana dan prasarana produksi benih yang tergolong modern dan SDM yang kompeten serta memiliki jiwa enterpreneurship yang tinggi.
Melalui PB Paguyuban Putra, kata dia, lahir sejumlah petani dan pengusaha yang kompeten. “Kehadiran PB Paguyupan Putra ini cukup memberi semangat dan warna baru kepada usaha agribisnis krisan maupun kentang di Malino,” kata Hasnawati dalam keterangan pers yang diterima Republika, Senin (20/5).
Salah satu pengusaha dari PB Paguyuban Putra Gowa, Andi Narizwan, mengatakan, usaha menumbuhkembangkan penangkaran benih kentang dan krisan melalui teknologi dan inovasi cukup memberikan dampak positif. Pria tersebut diganjar sejumlah penghargaan di antaranya pin emas Pemuda Agro Inovator Teladan tingkat nasional 2017 dari Badan Litbang Kementerian Pertanian dan UMKM Kreatif 2017 dari Kementerian Perdagangan tahun 2017 karena perannya mengembangkan penangkaran.
Penghargaan lainnya seperti Juara 1 Stan Perbenihan Terbaik dari BPSB Provinsi Sulawesi Selatan pada 2018 dan Penerimaan Penghargaan Penangkar Benih Florikultura Teladan Tingkat Nasional pada 2018 dari Balai Penelitian Tanaman Hias.
Sejalan dengan besarnya potensi pasar dan gairah petani yang ada saat ini, kata dia, pemerintah diharapkan dapat lebih memberikan perhatian kepada penguatan industri perbenihan pada kedua komoditas tersebut.
"Bantuan pemerintah lain berupa gudang pasca panen, peralatan packing dan genset pembangkit listrik di Malino ini tentunya akan sangat berarti bagi kami dalam mewujudkan produk krisan bermutu serta mendukung percepatan realisasi program Malino Kota Bunga sebagaimana yang telah dicanangkan oleh Pemerintah," ujar Andi.
Kasi Produksi Benih Hortikultura Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan) Langgeng Muhono mengatakan, untuk penangkar kategori UMKM, keberanian PB Paguyuban Putra berinvestasi laboratorium kultur jaringan adalah hal yang cukup berani dan patut diapreasiasi.
Berada di lahan seluas 5 hektare, penangkar tersebut memiliki fasilitas screen house sebanyak 14 buah dan laboratorium kultur jaringan sebanyak 1 unit. Adapun karyawan yang dimiliki berjumlah 22 orang. Saat ini, kata dia, tidak kurang terdapat 40 varietas krisan yang dikembangkan, antara lain varietas pelangi, puspita nusantara, yulimar, solinda, pompon dan lainnya. Sedangkan varietas benih kentang yang diproduksi adalah Granola L.
Sementara itu untuk kapasitas produksi benih krisan rata-rata mencapai 450 botol plantlet dalam sebulan. Sedangkan kentang sekitar 400 botol plantlet per bulan dan produksi benih kentang per musim untuk kelas G1 sebanyak 1,5 ton, kelas G2 sekitar 6 ton dan G3 sebanyak 30 ton.
“Benih-benih hasil kultur jaringan sebagian besar masih digunakan sendiri,” kata dia.