REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — PT Phapros Tbk mengucurkan investasi senilai kurang lebih Rp 10 miliar untuk membangun pusat produksi bone filler (scaffold atau penopang yang digunakan untuk mengisi celah pada tulang dan gigi yang kerepos) pertama di Indonesia di Banjaran, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Corporate Secretary Phapros Zahmilia Akbar mengatakan, pembangunan pusat produksi ini juga menjadi bentuk dukungan pihaknya terhadap program kemandirian alat kesehatan nasional sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan.
"Sebagai penguatan bisnis dan wujud dukungan Phapros terhadap Inpres kemandirian alat kesehatan. Kita sudah mengucurkan investasi untuk fasilitas produksi bone filler yang nilainya mencapai kurang lebih Rp 10 miliar di Banjaran,” kata Zahmilia dalam keterangan resminya, Ahad (19/5).
Bone filler yang diproduksi pada fasilitas ini merupakan hasil kerjasama Phapros dengan periset Ferdiansyah dari RSUD Dr. Soetomo. Produk tersebut bisa dimanfaatkan sebagai komponen implantasi penopang tulang dan gigi.
Zahmilia mengatakan, scaffold yang akan di produksi Phapros tersebut merupakan contoh sinergisme ABGC (Academician-Business-Government-and Community). Dia juga menyampaikan bahwa bone filler Phapros akan menjadi produk lokal pertama yang beredar di Indonesia yang sebelumnya didominasi produk asal Jerman, Italia, dan Korea.
Terkait hal teknis yang berkaitan proses produksi, Zahmilia menyampaikan, tahun ini Phapros telah mendapatkan izin edar dan pada semester II 2019 bone filler mereka siap dipasarkan. "Untuk perizinan, produksi, dan pemasaran 2019 sudah siap,” katanya.