Kamis 16 May 2019 21:08 WIB

BI Prediksi Defisit Transaksi Berjalan Naik

Ketidakpastian pasar uang global menyulitkan ekspor sehingga CAD bisa naik.

Rep: retno wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (16/5).
Foto: Republika/Prayogi
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menyampaikan konferensi pers hasil Rapat Dewan Gubernur di kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memprediksi angka defisit transaksi berjalan (CAD) dikisaran 2,5-3 persen terhadap PDB. Prediksi ini berubah dari yang diproyeksikan sebelumnya 2,5 persen.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan CAD yang diproyeksi naik dipengaruhi oleh ketidakpastian pasar uang global yang meningkat. Menurut Perry, dalam kondisi ini sangat berat untuk mendorong ekspor.

Baca Juga

"Sehingga kami lebih realistis memperbarui defisit transaksi berjalan menjadi 2,5 sampai 3 persen," ujar Perry, Kamis (16/5).

Perry mengaku BI bersama Pemerintah terus berupaya untuk mengendalikan angka defisit transaksi berjalan. Salah satunya yang sudah dilakukan sejak lama yaitu dengan mendorong ekspor.

Menurut Perry, sejumlah  barang di Indonesia masih sangat kompetitif untuk diekspor seperti alat-alat otomotif dan CPO. Dalam rangka mendorong ekspor ini, langkah yang dilakukan yaitu memberikan kemudahan perizinan, pemotongan prosedur dan pemberian insentif pajak.

Perry melanjutkan, BI bersama Pemerintah juga mendorong investasi swasta. Menurutnya, investasi swasta ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus mengendalikan devisit transaksi berjalan.

"Dengan sejumlah langkah tersebut, kami optimistis angka defisit transaksi berjalan bisa menurun di triwulan tiga dan triwulan empat," ujar Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement