Rabu 15 May 2019 16:28 WIB

Intiland Catat Pendapatan Usaha Rp 2,6 Triliun

Perseroan akan fokus mencari terobosan untuk menjaga kinerja penjualan

Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer (COO) Suhendro Prabowo,  Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono,  Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Hendro Gondokusumo, Direktur Pengembangan Bisnis Permadi Indra Yoga. usai RUPST PT Intiland Development Tbk , Rabu (15/5).
Foto: dok. Intiland
Wakil Presiden Direktur dan Chief Operating Officer (COO) Suhendro Prabowo, Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi Archied Noto Pradono, Direktur Utama dan Chief Executive Officer (CEO) Hendro Gondokusumo, Direktur Pengembangan Bisnis Permadi Indra Yoga. usai RUPST PT Intiland Development Tbk , Rabu (15/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Meski kondisi pasar properti masih belum kondusif karena permintaan belum tumbuh secara signifikan, namun  Intiland mampu mencatat pendapatan usaha sebesar Rp 2,6 triliun tahun lalu.  

Angka tersebut naik 16 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar Rp 2,2 triliun. Laba usaha dan laba bersih mencapai Rp 377 miliar dan Rp 203 miliar atau masing masing turun sebesar 5,2 dan 31,6 persen.   

"Kondisi properti masih cukup berat dan belum kondusif," kata Archied Noto Pradono Direktur Pengelolaan Modal dan Investasi PT Intiland Development Tbk, usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2018, Rabu (15/5). Tingkat permintaan pasar terhadap produk properti relatif tidak mengalami pertumbuhan secara signifikan.

Archied mengungkapkan dari perolehan laba bersih tersebut, sebesar Rp 20,7 miliar dialokasikan untuk dividen atau senilai Rp 2 persaham. Nilai dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham tersebut setara 10,2 persen dari perolehan laba bersih Perseroan tahun 2018. "Sisanya sebesar Rp180,9 miliar ditetapkan sebagai laba ditahan dan sebesar Rp2 miliar sebagai cadangan wajib,” ungkap Archied .

Perseroan melihat tantangan yang dihadapi para pelaku di industri properti tahun ini masih cukup berat. Dibutuhkan terobosan yang efektif untuk mempertahankan kinerja usaha, baik dari aspek strategi ekspansi, manajemen konstruksi, pemasaran dan penjualan, hingga aspek pengelolaan biaya.

Menghadapi kondisi tersebut, perseroan fokus mencari terobosan untuk menjaga kinerja penjualan. Sejumlah strategi kunci sudah disiapkan sebagai upaya untuk mengantisipasi tantangan dan arah perubahan pasar properti.

Salah satu upaya yang ditempuh Perseroan adalah fokus pada pengembangan sejumlah proyek yang sedang berjalan. Perseroan berusaha meningkatkan penjualan inventori atau stok unit produk yang terdapat di semua proyek pengembangan. 

Untuk mengejar target penjualan, perseroan akan memprioritaskan pada penjualan proyek hunian, baik yang berasal dari pengembangan kawasan perumahan maupun apartemen. Perseroan saat ini memiliki sejumlah pengembangan proyek hunian yang diproyeksikan dapat memberikan kontribusi penjualan cukup signifikan di tahun ini.

Perseroan juga telah meluncurkan program kampanye pemasaran bertema #LivingConnected sejak bulan Maret 2019. Program ini merupakan gerakan kampanye untuk membangun kesadaran publik dan meningkatkan kualitas hidup dengan tinggal di kawasan dekat transportasi publik, khususnya bagi warga di Jakarta dan sekitarnya. 

Terdapat tujuh pengembangan proyek Intiland yang lokasinya dilintasi atau berdekatan jalur Mass Rapid Transit (MRT). Proyek tersebut meliputi kawasan perkantoran terpadu South Quarter, Poins Square, Serenia Hills dan South Grove yang lokasinya dekat stasiun Fatmawati dan Lebak Bulus. Apartemen 1Park Avenue lokasinya tidak terlalu jauh dari stasiun Blok M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement