Rabu 15 May 2019 15:44 WIB

Perhiasan Dorong Penurunan Ekspor Jatim

Ekspor perhiasan turun 56,83 persen bila dibandingkan bulan sebelumnya.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Pedagang menata perhiasan emas di sentral penjualan emas
Foto: Antara/Rahmad
Pedagang menata perhiasan emas di sentral penjualan emas

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Badan Pusat Statistik(BPS) Jawa Timur mencatat, ekspor Jatim pada April 2019 mengalami penurunan sebesar 13 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Ekspor Jatim turun dari 1,81 miliar dolar AS menjadi 1,57 miliar dolar AS. Dibandingkan April 2018, nilai ekspor juga turun sebesar 4,07 persen.

Kepala BPS Jatim Teguh Pramono menjelaskan, penurunan ekspor Jatim pada April 2019 lebih disebabkan kinerja ekspor sektor nonmigas yang turun. Walaupun, ekspor migas mengalami peningkatan. Apabila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor komoditas nonmigas turun sebesar 14,72 persen.

Baca Juga

"Turun dari bulan sebelumnya 1,73 miliar dolar AS, menjadi 1,48 miliar dolar AS pada April. Nilai ekspor nonmigas tersebut menyumbang sebesar 93,95 persen dari total ekspor bulan ini. Dibandingkan April 2018, nilai ekspor nonmigas juga turun sebesar 6,14 persen," kata Teguh di Kantor BPS Jatim, Jalan Kendangsari, Surabaya, Rabu (15/5).

Hal sebaliknya, terjadi pada komoditas migas yang naik sebesar 26,71 persen dibanding bulan sebelumnya, yaitu dari 75,08 juta dolar AS menjadi 95,13 juta dolar AS pada bulan April. Namun demikian, komoditas migas hanya menyumbang 6,05 persen total ekspor Jawa Timur. Dibandingkan April 2018, nilai ekspor migas juga naik sebesar 45,83 persen.

Jika dikelompokkan berdasarkan golongan barang (HS) 2 digit, pada April 2019, golongan Perhiasan/Permata (HS 71) masih menjadi komoditas ekspor nonmigas utama Jawa Timur dengan nilai transaksi sebesar 136,16 juta dolar AS. Nilai tersebut turun sebesar 56,82 persen jika dibandingkan transaksi bulan sebelumnya yang mencapai 315,30 juta dolar AS.

"Perhiasan/ Permata berkontribusi sebesar 9,22 persen pada total ekspor nonmigas Jawa Timur bulan ini. Golongan komoditas ini paling banyak diekspor ke Jepang dengan nilai 59,31 juta dolar AS," ujar Teguh.

Golongan lain yang juga banyak diekspor Jatim adalah golongan Kayu dan Barang dari Kayu (HS 44) yang menyumbang nilai ekspor sebesar 102,70 juta dolar AS. Angka tersebut juga mengalami penurunan sebesar 8,76 persen dibanding bulan sebelumnya. Golongan barang ini menyumbang 6,96 persen dari total ekspor nonmigas dan utamanya dikirim ke Jepang dengan nilai 24,33 juta dolar AS.

Jika dilihat menurut negara tujuan utama ekspor nonmigas Jatim, Jepang adalah negara tujuan utamanya pada April 2019. Kemudian disusul Amerika Serikat dan Cina. Selama April, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Jepang mencapai 238,24 juta dolar AS. Sedangkan ekspor ke Amerika Serikat dan Cina berturut-turut mencapai 219,40 juta dolar AS dan 163,42 juta dolar AS.

Di tengah lesunya ekspor, impor Jawa Timur pada April 2019 justru mengalami peningkatan mencapai 23,80 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu dari 1,77 miliar dolar AS menjadi 2,19 miliar dolar AS. Peningkatan ditunjukkan kinerja impor nonmigas maupun migas.

Teguh menjelaskan, impor migas Jatim pada April 2019 mengalami kenaikan sebesar 65,41 persen. Yaitu dari 266,65 juta dolar AS, menjadi 441,05 juta dolar AS. Impor migas ini menyumbang 20,10 persen dari total impor April 2019. Impor migas juga mengalami kenaikan sebesar 37,86 persen bila dibandingkan April 2018.

Selain itu, impor nonmigas Jatim juga meningkat sebesar 16,43 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Yaitu dari 1,51 miliar dolar AS, menjadi 1,75 miliar dolar AS. Impor nonmigas menyumbang 79,90 persen dari total impor April 2019 ke Jawa Timur. Dibandingkan April 2018, impor nonmigas justru mengalami penurunan 1,22 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement