Rabu 15 May 2019 11:41 WIB

Produksi Mahakam Anjlok, Pertamina Sebut Ada Masalah Rig

Realisasi produksi minyak dan kondensat Blok Mahakam sebesar 38 MBOPD

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Nidia Zuraya
RDP Komisi VII-Pertamina. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. ilustrasi
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
RDP Komisi VII-Pertamina. Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati bersiap mengikuti Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati tak menampik bahwa produksi Blok Mahakam mengalami penurunan. Ia menjelaskan alasannya karena ada persoalan dari rig sehingga mempengaruhi jadwal dan mekanisme pengeboran.

"Ada persoalan di rig. Butuh waktu untuk bisa proses pengadannya. Kalau memakai rig dalam negeri agak kesulitan," ujar Nicke di DPR, Selasa (14/5).

Baca Juga

Nicke menjelaskan untuk mengatasi hal tersebut Pertamina mengundang pihak-pihak baru untuk ikut dalam tender rig. Hal tersebut juga dinilai menjadi penyebab mengapa sumur yang dibor Pertamina untuk Blok Mahakam baru sepertiga dari target.

Seperti yang diketahui, untuk meningkatkan produksi di blok tersebut, BUMN migas ini akan melakukan pengeboran dengan jumlah agresif yakni sebanyak 118 sumur, dua kali lipat lebih banyak dibandingkan tahun lalu.

"Artinya setiap tiga hari sekali kami drilling di suatu sumur," tambah Nicke.

Faktor berikutnya yakni masalah cuaca, dan hasil pengeboran di sumur-sumur di area too low shallow ternyata lebih rendah dari yang diperkirakan.

"Ketika mobilisasi di awal tahun memang cuacanya kurang bagus, tapi kami coba speed up sekarang karena cuaca sudah mulai membaik. Untuk hasil pengeboran, di sumur-sumur baru di area too low shallow lebih rendah dari yang diperkirakan, ini kami sadari bahwa memang inilah karakteristik dari hulu," imbuhnya.

Namun Nicke berharap bahwa proses menjaga penurunan produksi tetap dilakukan oleh Pertamina. Upaya untuk mengebor lebih banyak sumur diharapkan bisa menjaga produksi dari sumur sumur tersebut.

"Kami lakukan dengan percepatan 118 sumur dan tambah construction rig sehingga nanti well (sumur) connection-nya akan lebih cepat. Seluruh upaya kami lakukan untuk percepat, karakter sumur tua tidak boleh jadi alasan," ujar Nicke.

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatatkan kinerja produksi dan lifting dari Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sampai dengan kuartal I 2019, produksi minyak dan kondensat PHM sebesar 38 MBOPD dan produksi gas sebesar 726 MMSCFD dari target 750 MMSCFD.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement