REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyatakan, berencana untuk membeli saham perusahaan teknologi finansial (tekfin) pelat merah, Link Aja. Saat ini, perseroan masih menunggu restu dari Menteri BUMN Rini Soemarno untuk dapat merealisasikan rencana tersebut.
“Mau dong. Masih dibahas terus karena secara prinsip Link Aja ini punya BUMN. Enggak tahu nanti Bu Menteri (Rini Soemarno),” kata Direktur Utama KAI, Edi Sukmoro saat ditemui, Selasa (14/5) sore.
Edi mengaku, KAI telah diundang untuk ikut berpartisipasi dalam kepemilikan saham Link Aja. Partisipasi itu sebagai wujud sinergi dukungan antar perusahaan BUMN di Indonesia.
Jika nantinya pembelian saham jadi direalisasikan, KAI sebagai induk perusahaan yang akan menjadi pemegang sahamnya. Hanya saja, kata Edi, sampai saat ini perseroan belum melakukan pembahasan terkait penyiapan dana untuk membeli saham Link Aja.
“Nggak. Belum sampai kesitu karena besarannya juga belum dibicarakan. Hanya baru ada sinyal KAI nantinya dikasih bagian,” kata dia.
Edi mengatakan, sembari menunggu restu dan kepastian Kementerian BUMN untuk pembelian saham Link Aja, ia memastikan KAI akan menggunakan layanan Link Aja dalam bisnis perkeretapian di Tanah Air.
Karena itu, KAI mesti melakukan beberapa integrasi layanan tiket kereta dengan Link Aja. Terutama untuk Kereta Commuter Indonesia (KCI) yang melayani rute wilayah Jabodetabek.
“Banyak hal yang harus dibenahi. Terutama untuk KCI,” katanya
Link Aja merupakan sistem pembayaran elektronik terbaru yang diluncurkan delapan entitas BUMN di antaranya, Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN, Pertamina, Jiwasraya, Telkomsel dan Danareksa.
Kehadiran Link Aja akan membantu dan mempermudah transaksi nasabah. Link Aja juga bentuk integrasi layanan pembayaran digital BUMN seperti T-cash milik Telkomsel, Yap! BNI, e-Cash Bank Mandiri dan T-bank dari Bank BRI.