Rabu 15 May 2019 10:12 WIB

Perusahan Gim China akan Jual Aplikasi Kencan Gay ke AS

Aplikasi kencan ini memuat informasi pribadi pengguna termasuk status terjangkit HIV

Rep: Puti Almas/ Red: Nidia Zuraya
Situs kencan online
Foto: thehuffingtonpost
Situs kencan online

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — Perusahaan gim asal China, Beijing Kunlun Tech Co LTD telah menyetujui permintaan untuk menjual aplikasi kencan khusus untuk 'gay' bernama Grindr. Permintaan ini diajukan oleh Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (AS), CFIUS dan telah ditetapkan batas waktu penjualan tersebut adalah pada Juni 2020.

Keputusan Kunlun Tech muncul setelah adanya laporan dari Reuters yang mengatakan bahwa CFIUS memeriksa perusahaan-perusahaan akusisi AS yang memiliki potensi resiko untuk keamanan nasional. Dalam hal itu ditemukan bahwa Kunlun memiliki database berisi informasi pribadi pengguna Grindr, seperti lokasi, pesan, dan status terjangkit HIV.

Baca Juga

Kunlun Tech mengambil alih Grindr melalui dua kesepakatan terpisah, antara 2016 dan 2018 tanpa mengajukan akusisi untuk peninjauan CFIUS. Dalam keputusan terbaru ini, CFIUS belum mengungkapkan kekhawatiran spesifik terhadap perusahaan game yang membawahi aplikasi tersebut.

Namun, AS nampaknya memiliki kekhawatiran setelah memeriksa pengembang aplikasi atas keamanan data pribadi yang ditangani. Secara khusus adalah jika beberapa diantaranya melibatkan personel militer atau intelijen Negeri Paman Sam tersebut.

Kontrol Kunlun Tech terhadap Grindr disebut memicu kekhawatiran di kalangan Senator AS, seperti Edward Markey dan Richard Blumenthal. Tahun lalu, mereka mengirim surat kepada perusahaan untuk menuntut jawaban tentang bagaimana aplikasi tersebut dapat melindungi privasi pengguna di bawah kepemilikan China.

Kunlun Tech sebelumnya telah bekerjasama dengan bank investasi Cowen Inc untuk mengumpulkan bunga akuisisi di Grindr. Dalam sebuah pernyataan, perusahaan tersebut mengatakan akan menutup operasi aplikasi tersebut di China dan tak akan mengirim data pengguna yang bersifat sensitif ke negara itu, terkait masalah privasi data.

CFIUS melarang Kunlun Tech untuk mengakses data pribadi dalam Grindr, termasuk mengirim data yang ada di aplikasi tersebut kepada individu atau entitas di China. Perusahaan tersebut kemudian setuju untuk mempertahankan kantor Grindr di AS dan menempatkan setidaknya dua warga dari negara tersebut menjadi bagian dari dewan pimpinan.

Kunlun Tech merupakan salah satu perusahaan gim mobile terbesar di China yang didirikan pada 2008 oleh lulusan Universitas Tsinghua, Zhou Yahui. Perusahaan ini adalah bagian dari konsorsium pembelian yang mengakuisisi bisnis browser internet Norwegia Opera Ltd sebesar 600 juta dolar AS pada 2016.

sumber : Reuters

Dapat mengunjungi Baitullah merupakan sebuah kebahagiaan bagi setiap Umat Muslim. Dalam satu tahun terakhir, berapa kali Sobat Republika melaksanakan Umroh?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement