Senin 13 May 2019 15:55 WIB

Rumah Tapak Masih Jadi Primadona Dibanding Apartemen

Rata-rata jumlah calon pembeli rumah tapak setiap bulan sudah menembus 610 ribu orang

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Penjaga stan menjelaskan tentang harga rumah dan fasilitasnya kepada calon konsumen saat pameran perumahan. ilustrasi
Foto: Republika/Prayogi
Penjaga stan menjelaskan tentang harga rumah dan fasilitasnya kepada calon konsumen saat pameran perumahan. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Situs jual beli online, OLX, menyatakan, aset properti berupa landed house atau rumah tapak hingga saat ini masih diminati konsumen. Head of Real Estate Category OLX Indonesia, Ignasius Ryan Hasim mengatakan, sekitar 60 persen iklan properti yang dipasang melalui platform OLX merupakan rumah tapak.

Landed house masih paling dominan di sektor properti. Iklan kita 60 persen masih diisi oleh rumah tapak baik itu baru maupun bekas,” kata Ignasius kepada Republika.co.id, Senin (13/5).

Baca Juga

Sebagai catatan, saat ini rata-rata jumlah iklan baru per bulan sebanyak 335 ribu iklan yang dipasang oleh 92 ribu penjual. Adapun rata-rata jumlah calon pembeli setiap bulan sudah menembus 610 ribu orang dengan rata-rata unit terjual sebanyak 72 ribu unit per bulan

Kendati pertumbuhan apartemen terus berkembang, masyarakat Indonesia ternyata tetap lebih memilih untuk tinggal di rumah tapak. Ignasius memaparkan, berdasarkan hasil survei internal yang dilakukan OLX, akumulasi biaya kredit rumah daripada sewa apartemen memiliki besaran yang tak jauh berbeda.

“Mungkin masyarakat berpikir lebih baik mencicil rumah daripada sewa apartemen karena biaya tidak jauh beda. Jadi, mungkin kita bisa lihat bahwa rumah tapak masih jadi primadona,” katanya menambahkan.

Ia melanjutkan, mengutip laporan Bank Dunia pada 2016 lalu, total kebutuhan rumah di Indonesia per tahun rata-rata mencapai 920 ribu unit. Namun, rata-rata penyediaan rumah per tahun hanya mampu 400 ribu unit. Hal itu, menurut OLX menunjukkan adanya kelangkaan rumah sehingga membuat kondisi permintaan rumah masih tetap tinggi.

“Ketika ada rumah tapak yang harganya masih kompetitif dibanding sewa apartemen, orang tentu condong untuk beli rumah tapak,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement