Jumat 10 May 2019 01:25 WIB

Urbanisasi Pengaruhi Kelangsungan Rantai Pasokan Pangan

Urbanisasi menjadikan pola masyarakat makin beragam terkait sumber daya pangan.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Gita Amanda
Arus urbanisasi ke Surabaya tak terbendung (ilustrasi).
Foto: Antara/Untung Setiawan
Arus urbanisasi ke Surabaya tak terbendung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan penelitian yang dirilis The Economist Intelligence Unit, terdapat enam megatren yang dapat mempengaruhi kelangsungan rantai pasokan pangan di Indonesia. Salah satu faktor yang mempengaruhi kelangsungan rantai pasok itu adalah urbanisasi, di mana sejak 2010 setengah dari populasi tinggal di perkotaan.

Corporate Affairs Director Cargill Indonesia Arief Susanto menjelaskan, urbanisasi menjadikan pola masyarakat makin beragam dan membutuhkan sumber daya pangan yang jauh lebih besar. Sedangkan, kata dia, perekonomian Indonesia semakin jauh bergeser dari ekonomi agraria sebab lapangan pekerjaan pedesaan makin tergeser oleh pekerjaan di perkotaan.

Baca Juga

“Penyediaan infrastruktur yang memadai juga merupakan tantangan bagi rantai pasokan pangan di Indonesia,” kata Arief kepada wartawan, di Jakarta, Kamis (9/5) lalu.

Selain permasalahan urbanisasi, kata Arief, regenerasi pertanian juga merupakan tantangan dunia pertanian dalam mempertahankan kelangsungan rantai pasok yang berkelanjutan. Untuk itu, guna menarik minat anak-anak muda bertani, pendekatan terhadap kaum muda harus dilakukan secara kekinian.

Menurutnya, bisnis pertanian diklaim banyak remaja sebagai bisnis yang tua dan ketinggalan zaman. Padahal, sektor bisnis pertanian tersebut merupakan tantangan yang harus dijawab dengan cermat. “Makanya sekarang, pendekatan kita ke remaja itu harus berbasis inovasi dan teknologi,” kata dia.

Dalam penelitian itu juga disebutkan, faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan rantai pasokan pangan antara lain demografi populasi penduduk desa yang menua, kelangkaan sumber daya pangan, integrasi rantai pasokan, ritel modern, stok pangan yang terbuang sebelum sampai ke tangan konsumen (food loss) dan sampah makanan (food waste).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement