Kamis 09 May 2019 14:50 WIB

Turki Ingin Miliki Industri Vaksin Seperti Bio Farma

Turki membutuhkan 44 juta dosis vaksin setiap tahun.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Dwi Murdaningsih
Petugas melakukan pengemasan vaksin di laboratorium milik PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/11/2018).
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Petugas melakukan pengemasan vaksin di laboratorium milik PT Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Jumat (23/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Kesehatan Turki yang dipimpin Wakil Menteri Kesehatan Turki berminat untuk berkolaborasi dengan Bio Farma. Kerja sama ini dijalin, setelah pada 2 Mei 2019 Wakil Menteri Kesehatan Prof Dr Emine Alp Mese beserta Delegasi Kementerian Kesehatan Republik Turki mengunjungi Bio Farma untuk menjajaki kolaborasi dalam hal penyediaan vaksin di Negaranya.

 

Baca Juga

Menurut Prof Emine, jumlah penerima vaksin di negaranya pertahun sebanyak 1,35 juta  bayi. Sementara total dosis vaksin dan serum yang dibutuhkan sebanyak 44 juta dosis. Saat ini, pemerintah Turki berencana mengembangkan fasilitas produksi vaksin melalui investasi, sehingga pihaknya  memerlukan partner untuk transfer teknologi produksi vaksin.

 

“Kedepannya pemerintah Turki juga ingin menciptakan kemandirian produksi vaksin hingga mengekspor produknya ke negara-negara sekitar, sampai saat ini belum ada produsen vaksin yang dimiliki pemerintah," ujar Emine dalam siaran pers yang dikirim Humas Bio Farma, Kamis (9/5).

 

Sementara menurut Direktur Produksi Juliman mengatakan Kementerian Kesehatan Turki, berkeinginan untuk memiliki industri seperti Bio Farma dinegaranya. Mereka juga memiliki kebutuhan terhadap vaksin halal, hal ini diungkap setelah mengetahui bahwa Bio Farma telah menerapkan Sistem Jaminan Halal. Serta, saat mengunjungi pusat unggulan riset vaksin OIC Center of Excellence for Vaccines and Biotechnology Products Facility di kawasan fasilitas produksi Bio Farma.

 

Pada kesempatan tersebut Delegasi Turki langsung meninjau fasilitas produksi, fasilitas riset dan pengembangan, dan fasilitas OIC Center of Excellence di Bio Farma. Delegasi Turki mengakui Bio Farma mempunyai teknologi dan riset dan pengembangan yang kuat serta diakui di antara negara-negara anggota OIC.

 

Delegasi Turki juga melakukan bilateral meeting dengan pihak Kementerian Kesehatan RI yang diwakili oleh Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI, Engko Sosialine Magdalene, untuk membahas rencana kerja sama antara Kementerian Kesehatan Turki dan Kementerian Kesehatan RI salah satunya yang di dalamnya mencakup kerja sama riset, pengembangan dan produksi vaksin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement