REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ekonom dari Universitas Indonesia Fithra Faisal menilai, pembentukan kerja sama perdagangan bebas antara Indonesia dengan Asosiasi Perdagangan Negara-Negara Amerika Selatan (MERCOSUR) melalui Argentina dapat membuka jalan bagi produk-produk Indonesia masuk ke wilayah Amerika Selatan.
Menurut Fithra, saat ini produk-produk asal Indonesia masih kesulitan masuk ke pasar di negara-negara kawasan tersebut antara lain Brasil, Peru, dan Cile. Dengan pembentukan kerja sama yang ada, dia menilai hal itu dapat membuka peluang bagi Indonesia untuk mulai bermain beranjak dari pasar tradisional ke pasar nontradisional.
Menurutnya, pemerintah bisa menggenjot masuk produk-produk unggulan Indonesia seperti makanan dan minuman (mamin) serta crude palm oil (CPO) ke kawasan tersebut. Kendati demikian, munculnya peluang dagang di pasar nontradisional itu juga dinilai harus diwaspadai pemerintah. Alasannya, sektor pertanian Indonesia jika dibandingkan secara komparatif masih jauh tertinggal.
“Memang, semua jenis produk pertanian kita masih tertinggal. Mungkin hanya beberapa produk saja yang hanya bisa tumbuh di Indonesia, kita unggul di sana,” kata Fithra saat dihubungi Republika, Kamis (9/5).
Kendati demikian, dia menjelaskan, permasalahan daya saing merupakan hal yang dinamis sehingga perubahan ke arah yang lebih baik masih dapat dicapai Indonesia. Berdasarkan kajian pemetaan yang dilakukannya, negara-negara di Amerika Selatan sudah layak untuk dijadikan rekan dagang Indonesia di basis pasar nontradisional.
Meski begitu, dia mengimbau pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan efek pertumbuhan ekonomi Argentina yang beberapa waktu lalu terkena syok ekonomi yang cukup signifikan. Menurutnya, pemerintah perlu menganalisa imbas dari kerja sama tersebut dari sisi kesinambungannya.