Rabu 08 May 2019 17:25 WIB

Petani Diharapkan Jadi Produsen Bawang Putih di 2021

Pada tahun ini Indonesia sudah mampu swasembada benih bawang putih

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nidia Zuraya
Petani memanen bawang putih varietas Lumbu Kuning di perladangan kawasan lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (18/3/2019).
Foto: Antara/Anis Efizudin
Petani memanen bawang putih varietas Lumbu Kuning di perladangan kawasan lereng gunung Sindoro Desa Canggal, Candiroto, Temanggung, Jawa Tengah, Senin (18/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Direktur Jenderal Tanaman Hortikultura Suwandi menargetkan, produksi tanam benih yang berlangsung hingga 2021 dapat menjadikan status petani naik kelas. Diproyeksi, pada 2021 petani diharapkan mampu menjadi produsen bawang putih mandiri maupun produsen benih.

Dia menjelaskan, untuk memenuhi target swasembada bawang putih pada 2021 nanti, diperlukan setidaknya 69 hektare lahan tanam. Sedangkan untuk lahan tanam benih, tahun ini pemerintah menargetkan tanam di lahan seluas 90-100 hektare. Hal itu dipacu guna meningkatkan produksi dan keberlanjutan bagi petani.

Baca Juga

“Kami inginnya, petani itu nanti akan jadi produsen benih dan bawang putih. Karena lahannya kan banyak yang milik petani,” kata Suwandi saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (8/5).

Dia menyebutkan, saat ini realisasi tanam sudah mencapai 11 ribu hektare dan akan ditambah menjadi 20-30 ribu hektare di 110 kabupaten. Jika dulu penanaman bawang putih hanya dilakukan di Temanggung dan Sembalun, saat ini daerah luasan tanam benih sudah merambah lahan tanam di sejumlah daerah yang lebih luas lagi.

Menurut dia, pada 2019 ini Indonesia sudah mampu swasembada benih bawang putih yang berasal dari daerah lokal seperti Sembalun, Karang Anyar, Lembu Kuning, Lembu Ijo, dan daerah-daerah lainnya yang memiliki kualitas benih unggul.

Saat ini, rata-rata produksi tanam benih sudah mencapai 8,9 ston per hektare. Menurutnya, sebaguan petani juga sudah melakukan kemitraan dengan para pengusaha (importir) dalam melakukan tanam benih.

“Jadi pasokan benihnya nanti dari petani, kemitraannya sudah terbentuk,” kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement