REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Guna mengejar realisasi penyerapan beras di panen raya, Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong Perum Bulog melakukan penyerapan beras hingga 20 ribu ton per hari. Targetnya, Bulog akan menyerap beras petani sebesar 1,8 juta ton hingga akhir tahun ini.
Kepala Badan Ketahanan Pangan (BKP) Kementan Agung Hendriadi menjelaskan, saat ini serapan beras petani di Bulog memang baru mencapai 400 ribu ton. Hal itu disebabkan waktu panen yang tidak merata di sejumlah daerah. Sehingga, kata dia, hasil serapannya mau tidak mau harus menyesuaikan realisasi waktu panen.
“Sekarang kan serapannya sudah 10 ribu-12 ribu ton saya dengar, itu sudah bagus. Tapi tentu harus ditingkatkan lagi,” kata Agung saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (7/5).
Dia menjelaskan, saat ini BKP sudah melakukan koordinasi terkait kesiapan dan stabilitas bahan pangan bersama dengan sejumlah kementerian dan lembaga. Salah satu yang terus diawasi dan dikoordinasikan adalah mengenai penyerapan beras yang dilakukan oleh Perum Bulog.
Agung menjabarkan, dalam penyerapan tersebut terdapat dua skema pembelian dari petani. Skema pertama, pembelian gabah petani harus sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) yang sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 2015 sebesar Rp 3.800 per kilogram (kg) dengan fleksibilitas Rp 4.070 per kg.
Sedangkan skema kedua, kata dia, Bulog diperkanankan membeli melalui skema komersil. Yakni menyerap beras petani di atas harga HPP asalkan memiliki kemampuan untuk menjual dan menghasilkan keuntungan. Kendati begitu, dia optimistis target penyerapan beras petani oleh Bulog akan terkejar hingga akhir tahun.
Di kesempatan yang sama, dia memastikan seluruh komoditas pangan saat ini berada dalam kondisi stabil baik secara harga maupun produksi. Terkait suplai produksi pada Ramadhan, pihaknya mengajak masyarakat untuk tidak khawatir sebab pemerintah telah menambahkan kapasitas produksi sebesar 20-30 persen untuk sejumlah produk pertanian sejak dua hingga tiga bulan terakhir.
“Antisipasi kita kalau ada permintaan konsumsi yang tinggi, produksinya sudah siap,” kata dia.