Senin 06 May 2019 20:27 WIB

Panen Raya, Bulog Subang Kebut Penyerapan Beras Petani

Bulog ditargetkan menyerap 10 ribu ton beras dari petani.

Rep: Ita Nina Winarsih/ Red: Gita Amanda
Ilustrasi gudang beras Bulog
Ilustrasi gudang beras Bulog

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Musim panen raya, Bulog Sub Divre Subang mengebut penyerapan beras petani. Dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 10 ribu ton, perusahaan BUMN yang meliputi wilayah kerja Subang dan Purwakarta ini, sudah menyerap 90 persennya. Jadi, sisa target yang belum terealisasi tinggal 10 persen lagi.

Kepala Bulog Sub Divre Subang, Dandy Harianto, mengatakan, sampai saat ini beras yang telah dibeli dari petani mencapai 9.000 ton. Jika merujuk pada target, berarti yang belum terealisasi sekitar 1.000 ton lagi. Karena itu, penyerapan akan terus dilakukan sampai panen benar-benar habis.

Baca Juga

"Saat ini, kecenderungan kita lebih menyerap beras ketimbang gabah," ujar Dandy, kepada Republika.co.id, Senin (6/5).

Menurut Dandy, dengan musim panen raya ini, Bulog diuntungkan. Sebab, stok beras di tingkat petani cukup melimpah. Selain itu, harganya sangat bersahabat dengan harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Untuk pembelian beras, pemerintah menentukan harganya Rp 8.030 per kilogramnya.

Harga ini, lanjutnya, sesuai dengan harga pasar. Karenanya, banyak petani yang menjual berasnya ke Bulog. Adapun, beras yang telah diserap ini, diperuntukan bagi cadangan beras pemerintah. Serta, beras cadangan antisipasi bencana.

"Bahkan, beras yang kami serap ini untuk subsidi silang dengan daerah lain yang mengalami defisit," ujar Dandy.

Dengan kondisi ini, pihaknya sangat optimistis target serapan bisa terealisasi 100 persen. Bahkan, bisa saja lebih. Mengingat, pihaknya akan melakukan penyerapan tanpa batasan. Dengan kata lain, beras yang dibeli petani bisa sebanyak-banyaknya. Selagi, stok di tingkat petaninya banyak.

Terkait dengan beras renceng kemasan ekonomi, Dandy mengaku, tahun ini alokasinya mencapai dua ton. Beras renceng harga ekonomis itu, didistribusikan ke sejumlah warung yang ada di Subang dan Purwakarta. Adapun jumlah warung yang sudah menjadi mitra kerja, mencapai 100 unit.

"Harga beras rencengnya Rp 2.500 per saset," ujar Dandy.

Akan tetapi, peredaran beras renceng tersebut masih didominasi di wilayah Subang. Untuk Purwakarta, baru sebagian kecilnya. Kedepan, pangsa pasar beras renceng akan terus diperluas. Seiring dengan permintaan yang positif di masyarakat.

Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan, mengaku, saat ini hampir tiap hari di wilayahnya ada areal sawah yang panen. Dengan begitu, stok gabah di tingkat petani cukup banyak. Apalagi, melihat kebiasaan petani di Purwakarta, setelah panen tidak langsung menjual gabahnya.

"Melainkan, yang dijualnya itu berbentuk beras. Makanya, program penyerapan beras oleh Bulog ini bisa disinergikan dengan petani di Purwakarta," ujar Agus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement