REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) menilai pertumbuhan ekonomi kuartal I sebesar 5,07 persen tidak perlu membuat pesimis. Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter BI, Nanang Hendarsah mengatakan pertumbuhan kuartal selanjutnya diproyeksikan akan meningkat.
"Pertumbuhan ekonomi itu memang dibawah ekspektasi pasar, tapi kita harus lihat secara perbandingan dengan negara lain," kata dia di Kompleks BI, Senin (6/5).
Nanang mengatakan jika dibandingkan negara lain, pertumbuhan ekonomi yang bisa mencapai lima persen sudah terbilang solid dan kuat. Ia meyakini pertumbuhan pada kuartal II dan III akan meningkat karena kegiatan ekonomi akan lebih dinamis.
"Jadi 5,07 persen jangan dianggap sesuatu yang menimbulkan pesimisme, dibanding negara lain lima persen itu masih cukup solid dan kuat," kata Nanang.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh 5,07 persen. Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku kuartal I 2019 mencapai Rp 3.782,4 triliun dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.625,0 triliun.
Jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, pertumbuhan ekonomi kuartal I 2019 turun 0,52 pesen. Namun, ekonomi kuartal I 2019 tumbuh sedikit dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya 5,06 persen.
Nanang juga menilai pertumbuhan ekonomi dan perlambatan ekonomi bukan jadi sebab pelemahan rupiah dalam beberapa waktu terakhir. Menurutnya, pengaruh terbesar tekanan terhadap mata uang Garuda berasal dari global.