Jumat 03 May 2019 15:34 WIB

Darmin Bantah IHSG Melemah Akibat Politik

Menurut Darmin, politik belum berubah posisinya.

Rep: Imas Damayanti/ Red: Friska Yolanda
Investor memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui ponsel pintar, Kamis (18/4).
Foto: Republika/Idealisa Masyrafina
Investor memantau pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melalui ponsel pintar, Kamis (18/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution membantah melemahnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akibat kondisi politik dalam negeri yang memanas. Diketahui, IHSG bergerak di zona merah pada perdagangan hari ini.

Diketahui, IHSG kembali melemah 17,87 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.356,5. Sedangkan Indeks Saham LQ45 tergelincir jatuh ke posisi 1.002,3. Bahkan, seluruh indeks saham acuan terpantau melemah. Tercatat, sebanyak 65 saham menguat namun tak mampu mengangkat IHSG ke zona hijau dan 68 saham melemah serta 117 saham acuan melemah. 

Baca Juga

Nggak, politik belum berubah posisinya tetapi nggak ada yang ramai-ramai,” kata Darmin saat ditemui di Kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Jumat (3/5). 

Pada pra pembukaan perdagangan saham, posisi IHSG tercatat memerah 7,67 poin atau 0,12 persen ke posisi 6.366,75. Sedangkan, IHSG Rupiah terpantau ikut merosot ke level Rp 14.285 per dolar AS. Menurut Darmin, merosotnya lajut IHSG tersebut belum diketahui penyebabnya dan akan dicek terlebih dahulu. 

IHSG sempat berada di level tertinggi 6.367,62 dan terendah sebesar 6.350,64. Sedangkan, total frekuensi perdagangan saham 6.080 kali denhan volume perdagangan sebesar 763,3 juta saham dengan nilai transaksi harian saham sebesar Rp 178,5 miliar. 

Sementara itu, sektor saham yang masih menguat yaitu saham aneka industri 0,28 persen, perdagangan 0,08 persen, dan perkebunan 0,04 persen. Adapun saham yang mengalami penurunan adalah saham BDMN sebesar 19,72 persen ke posisi Rp 5.700 per saham, CDMAS 7,09 persen turun ke posisi Rp 236 per saham, dan WIM 8,33 persen turun ke Rp 242 per saham. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement