REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (BKS) mendesak Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memerintahkan maskapai penerbangan pelat merah, Garuda Indonesia, memberi tarif khusus selama arus mudik Lebaran 2019. Permintaan ini menyusul tarif pesawat yang masih saja melambung tinggi sejak awal 2019 hingga kini. Mahalnya harga tiket dikhawatirkan akan mendongkrak inflasi, apalagi moda transportasi pesawat menjadi favorit pemudik selama mudik Lebaran.
"Karena tarif yang mahal mungkin agak berkurang (peminat selama arus mudik). Saya mengimbau kepada Ibu Menteri BUMN untuk meminta Garuda memberi harga khusus selama Lebaran. Kalau Garuda turun, diikuti maskapai lain," jelas BKS usai mengikuti rapat terbatas persiapan Ramadhan di Kantor Presiden, Jumat (3/5).
Menteri Perhubungan memprediksi pertumbuhan jumlah penumpang pesawat udara selama arus mudik tidak akan setinggi capaian tahun lalu, yakni empat persen. BKS memandang bahwa mahalnya harga tiket pesawat akan membuat penumpang beralih ke moda transportasi lain seperti bus, kereta api, dan kapal laut.
Sebelumnya, BKS juga sempat meminta Menteri BUMN dan Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk bertindak tegas terhadap maskapai penerbangan yang masih saja bandel menurunkan tarif tiket pesawat. Permintaan kepada Menteri BUMN dan KPPU disampaikan BKS setelah Kementerian Perhubungan seolah tak punya celah lagi untuk mendesak maskapai menurunkan tarif.