Jumat 03 May 2019 07:23 WIB

Dolar AS Terus Menguat Setelah Fed Pertahankan Suku Bunga

Indeks yang mengukur dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia naik 0,14 persen

Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Karyawan menghitung mata uang dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (2/5) atau Jumat (3/5) pagi WIB. Penguatan dolar AS ini karena investor terus mencerna pesan dari pertemuan kebijakan Federal Reserve (Fed) Amerika Serikat (AS) yang baru saja selesai.

Federal Reserve AS pada Rabu (2/5) membiarkan suku bunga acuannya tidak berubah dan mengabaikan kekhawatiran tentang inflasi yang lemah. Bank sentral melihat tidak perlu mengubah pendekatan pada pergerakan suku bunga.

Baca Juga

"Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), komite pembuat kebijakan The Fed, memutuskan untuk mempertahankan kisaran target suku bunga federal fund di 2,25 persen hingga 2,50 persen," kata bank sentral dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua hari.

The Fed mencatat bahwa pasar tenaga kerja 'tetap kua' dan aktivitas ekonomi 'naik pada tingkat yang solid' sejak Maret, sementara pertumbuhan belanja rumah tangga dan investasi tetap bisnis melambat pada kuartal pertama.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama, naik 0,14 persen menjadi 97,8228 pada akhir perdagangan.

Pada akhir perdagangan New York, euro turun menjadi 1,1175 dolar AS dari 1,1194 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,3027 dolar AS dari 1,3044 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6997 dolar AS dari 0,7011 dolar AS.

Dolar AS dibeli 111,49 yen Jepang, lebih rendah dari 111,59 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0193 franc Swiss dari 1,0181 franc Swiss, dan menguat menjadi 1,3470 dolar Kanada dari 1,3450 dolar Kanada.

sumber : Antara/Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement