Kamis 02 May 2019 06:12 WIB

Investasi Asing Turun, Menkeu: Insentif akan Dipertajam

Realisasi penanaman modal asing (PMA) pada kuartal I 2019 mencapai Rp 107,9 triliun

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
INVESTASI(illustrasi)
INVESTASI(illustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan melakukan evaluasi terhadap  berbagai instrumen kebijakan pemerintah yang ditujukan untuk menarik investasi asing di sektor riil. Evaluasi dilakukan seiring laporan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) terkait penurunan investasi asing ke Indonesia sepanjang kuartal I 2019.

“Apapun statistik yang muncul tentu akan kita lakukan evaluasi. Kami di Kemenkeu akan terus mempertajam instrumen-instrumen untuk memberikan insentif maupun kemudahan agar investasi bisa berjalan,” kata Sri di Jakarta, Selasa (30/4).

Baca Juga

Mengutip laporan BKPM kuartal I 2019, Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai Rp 107,9 triliun atau 55,3 persen terhadap total investasi yang masuk ke Indonesia. Realisasi investasi itu tercatat turun 0,9 dibanding realisasi PMA kuartal I 2018 sebesar Rp 108,9 triliun.

Sementara realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tengah mengalami tren positif. Pada kuartal I 2019, PMDN tercatat mencapai Rp 87,2 triliun atau 44,7 persen dari total investasi. Capaian tersebut tumbuh 14,1 persen dibanding realisasi kuartal I 2018 yang hanya mencapai Rp 76,4 triliun.

Secara keseluruhan, BKPM mencatat total investasi sektor riil yang masuk ke Indonesia dalam tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 195,1 triliun atau naik 5,3 persen dibanding periode sama tahun lalu.

Sri mengatakan, terkait investasi asing, para investor tentunya akan melihat kondisi prospek ekonomi regional yang hendak dituju untuk menanamkan modalnya. Indonesia, dalam hal ini, menurut dia masih dalam koridor positif. Hal itu dilihat dari stabilitas makro ekonomi yang terjaga.

Baik dari segi laju inflasi yang masih di bawah 3,5 persen, serta indikator-indikator sektor moneter dan fiskal yang masih terjaga dengan baik. Hasil rapat bulanan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) juga menunjukkan pertumbuhan positif dari sektor kredit perbankan domestik, baik untuk investasi maupun modal. Kinerja pertumbuhan secara umum masih di atas 12 persen.

Meski begitu, Sri mengakui, tekanan terhadap masukan terhadap investasi asing ke Indonesia cukup besar sejak tahun lalu. Tercatat, realisasi investasi asing sepanjang tahun 2018 hanya mencapai Rp 328 triliun, atau anjlok 8,8 persen dibanding realisasi investasi asing 2017 sebesar Rp 430,5 triliun.

Menurut dia, dipicu oleh tren kenaikan suku bunga acuan negara-negara maju yang berdampak pada terjadinya capital outflow pasar keuangan di seluruh dunia.  “Ini pasti akan berdampak meskipun yang langsung terpengaruh itu sifatnya jangka pendek,” ujar dia.

Karenanya, Sri menegaskan pemerintah tetap fokus untuk menggunakan semua instrumen dan kebijakan untuk bisa mengakselerasi investasi. Adanya situasi global yang kurang kondusif dengan kecenderungan kenaikan suku bunga, akan direspon oleh Bank Indonesia selaku otoritas moneter.

“Ini tentu akan menjadi tantangan di tahun 2019,” katanya menambahkan.

Lebih lanjut, Kemenkeu juga akan bekerja sama dengan kementerian dan lembaga terkait untuk dapat meningkatkan daya atraksi serta daya saing Indonesia dari sisi kemudahan investasi. Sri mengatakan, pemerintah harus menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi favorit bagi para investor dunia.

Sementara itu, mengenai realiasi investasi dalam negeri yang terus mengalami penguatan, hal itu pun sudah terjadi sejak tahun lalu. Sri berharap, dengan gelaran Pemilu 2019 yang berhasil dilaksanakan secara aman dan damai akan memberikan kepercayaan investor terhadap Indonesia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement