Ahad 28 Apr 2019 12:01 WIB

Tren Ekspor Pertanian Mamuju Meningkat

Kenaikan ekspor khususnya sawit dan olahannya cukup signifikan.

Red: EH Ismail
Acara Kementan di Mamuju
Foto: Humas Kementan
Acara Kementan di Mamuju

REPUBLIKA.CO.ID, PASANGKAYU — Pelabuhan Dermaga Tanjung Bakau Kabupaten Pasangkayu menjadi pintu gerbang ekonomi Sulawesi Barat. Provinsi muda ke-32 ini juga telah memiliki Pelabuhan Belang-Belang yang menjadi pintu ekspor bagi pulau Sulawesi kawasan timur di Indonesia. Fasilitas yang strategis ini sangat menguntungkan, khususnya bagi pelaku agribisnis termasuk petani. 

"Tidak perlu waktu lama, setelah dipanen, di produksi dalam waktu kurang dari satu minggu produk olahan pertanian terkirim ke manca negara," kata Ali Jamil, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian saat melepas ekspor RBD Olein Palm sebanyak 15.000 mt senilai Rp. 107,5 miliar tujuan Cina di Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu (27/4).

Jamil mengapresiasi upaya yang dilakukan pelaku usaha di Pasangkayu dalam hal ini PT Tanjung Sarana Lestari (TSL). Mereka telah menjual produk pertanian bukan dalam bentuk mentah namun diolah sebelumnya. Jamil juga menyampaikan bahwa Kementerian Pertanian telah meluncurkan produk asal Sawit berupa biodiesel B100.

"Di tengah tekanan harga sawit di pasar global saat ini, kedepan peluang sebagai sumber energi, biodiesel terbuka. Hilirasi produk pertanian tentunya sangat kita dukung agar dapat memberi nilai tambah bagi pelaku industri dan juga petani," ujarnya.

Kepala Karantina Pertanian Mamuju, Akhmad Alfaraby menyampaikan data ekspor PT TSL yang tercatat pada sistem otomasi data karantina, IQFAST di tahun 2018 yakni RBD Palm Olein sebanyak 74,8 MT. Tujuannya ke Cina. Nilainya Rp. 1,046 miliar. 

Sementara selama kurun waktu Januari hingga minggu ke-2 April 2019 telah melakukan 14 kali eksportasi. Total 111,06 MT tujuan Cina senilai Rp. 773,3 miliar. Juga eksportasi Cangkang Sawit sebanyak 8.490,695 MT senilai Rp. 49,7 miliar tujuan Jepang milik PT Jambi Nusantara.

Kenaikan ekspor khususnya sawit dan olahannya cukup signifikan. Jajaran Karantina Pertanian di Wilayah Kerja Pasangkayu melakukan tindakan guna memberikan jaminan dan kesehatan produk sesuai dengan persyaratan negara tujuan ekspor. "Sertifikat Kesehatan Tumbuhan, atau Phyosanitary Certificate (PC) akan menyertakan produk pertanian kita agar dapat diterima di pasar global," tambahnya.

 

Bupati Pasangkayu, Agus Ambo Djiwa menyampaikan apresiasinya atas program pembangunan pertanian oleh Kementan di wilayahnya. Potensi utama berupa hasil perkebunan, khususnya Sawit dan Kakao meningkatkan pendapatan per kapita masyarakat di Kabupaten ini. Komoditas itu menyumbang Rp 50 juta per tahun, paling tinggi di antara kabupaten di Sulawesi Barat lainnya yang rata-rata Rp 36 juta per tahun. 

Berdasarkan data, komoditas pertanian unggulan ekspor lainnya adalah kambing potong, sarang burung walet dan pisang. Agus juga menyampaikan masih banyak potensi yang dapat digali di daerahnya, terlebih dengan adanya fasilitas strategis berupa pelabuhan dermaga sebagai pintu ekspor. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement