Sabtu 27 Apr 2019 05:00 WIB

PGN Targetkan Pembangunan 1,2 Juta Sambungan Jargas

Sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) sambungan jargas ditargetkan 4,7 juta

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Jaringan infrastruktur pipa gas bumi milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk konsumen rumah tangga. (ilustrasi)
Foto: Dok PGN
Jaringan infrastruktur pipa gas bumi milik PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) untuk konsumen rumah tangga. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – PT PGN, Tbk (Persero) menargetkan pembangunan 1,2 juta sambungan rumah tangga jaringan gas (jargas). Pembangunan tersebut dimulai tahun ini dan ditargetkan tercapai pada 2020 mendatang. Direktur Utama PGN, Gigih Prakoso, mengatakan, pihaknya terlebih dahulu menyiapkan kajian untuk dapat menentukan klaster jaringan gas yang akan dibangun.

Gigih mengatakan, dalam lima tahun ke depan, sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), sambungan jaringan gas ditargetkan mencapai 4,7 juta sambungan. “Tentunya kami juga ingin mengembangkan sambungan jargas untuk bisnis komersial (industri) sembari melayani konsumen rumah tangga,” kata Gigih dalam Konferensi Pers Rapat Umum Pemegang Saham di Jakarta, Jumat (26/4).

Baca Juga

Ia mengungkapkan, sesuai klasterisasi, konsumen jaringan gas dibagi menjadi beberapa segmen. Yakni konsumen rumah tangga (RT) dan pelanggan kecil (PK). Untuk rumah tangga dibagi menjadi RT-1 yang terdiri dari rumah susun, rumah sederhana dan rumah sangat sederhana dan RT-2 yang terdiri dari rumah mewah, rumah menengah ke atasm dan apartemen.

Sementara untuk pelanggan kecil yakni PK-1 yang terdiri dari puskesmas, RS pemerintah, dan panti asuhan sedangkan PK-2 yakni hotel, restoran dan perkantoran. Menurut Gigih, penambahan jargas harus diikuti dengan penambahan lapangan migas yang dikelola. Saat ini terdapat cadangan migas baru di Blok Migas Saka Kemang yang sangat potensial.

“Kita akan fokus pengembangan jargas terutama untuk mendorong subtisusi penggunaan gas elpihi yang saat ini besaran subsidinya sudah luar biasa. Selain gas bumi, kita juga sudah punya produk baru berupa gas cair (LNG) yang saat ini sudah kita coba di wilayah Jawa Timur,” ujar dia.

Menurut dia, seiring masuknya PGN sebagai sub holding BUMN Migas, maka tugas dan cakupan bisnis PGN menjadi lebih besar. Karena itu, pada RUPS yang digelar kali ini, perseroan menambah satu direksi yakni direktur strategi dan pengembangan bisnis.

Posisi tersebut bakal diisi oleh Syahrial Mukhtar yang saat ini menduduki posisi sebagai Sekretaris Perusahaan Pertamina. Gigih mengatakan, penambahan direksi yang khusus menangani pengembangan bisnis dibutuhkan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam menggunakan produk gas bumi maupun gas cair di pasar domestik. Disamping juga bisnis PGN untuk menjangkau kebutuhan industri akan gas bumi.

Direktur Infrastruktur dan Teknologi, Dilo Seno Widagdo, mengatakan, penambahan jargas sebanyak 1,2 juta sambungan dalam dua tahun tentunya membutuhkan penambahan capital expenditure (capex) atau belanja modal. Diperkirakan, kebutuhan modal untuk 1,2 juta sambungan jargas sekitar Rp 12 triliun.

“Kita harus siapkan capex ini tapi tentunya kita harus melakukan pertemuan dahulu sehingga mungkin kita tidak sendiri, tapi bersama para pemangku kepentingan lain untuk sama-sama membangun jargas,” ujar Dilo.

Oleh karenanya, selain memanfaatkan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) dari pemerintah, PGN siap untuk menjajaki skema Kerja Sama antara Pemerintah dan Badan Usaha atau KPBU. “Memang saat ini kita lagi tahap pembicaraan secara keseluruhan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement