Rabu 24 Apr 2019 14:42 WIB

Harga Bawang di Malang Meroket

Meskipun harga naik, kualitas bawang yang dijual ke pembeli cukup baik.

Bawang merah
Foto: Republika/Imas Damayanti
Bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Harga bumbu-bumbuan di wilayah Malang raya, khususnya bawang merah dan bawang putih menjelang Ramadhan 2019 naik drastis. Kenaikan harga bumbu dapur ini rata-rata mencapai Rp 10 ribu-Rp 20 ribu per kilogram.

Salah seorang pedagang pracangan di Pasar Dinoyo Kota Malang Jumain mengatakan kenaikan harga bawang merah dan bawang putih tersebut, sudah terjadi sejak dua pekan lalu. "Kenaikan harga bumbu-bumbuan ini tidak hanya untuk bawang merah dan bawang putih, tetapi sejumlah komoditas lainnya juga mengalami kenaikan harga, seperti cabai merah dan tomat," kata Jumain, Rabu (24/4).

Baca Juga

Harga bawang merah sebelum ada kenaikan, kata Jumain, sekitar Rp 23 ribu-Rp 25 ribu. Kini, harga bawang merah mencapai Rp 35 ribu sampai Rp 36 ribu per kilogram. Sedangkan bawang putih sebelumnya seharga Rp 25 ribu-Rp 26 ribu, sekarang seharga Rp 40 ribu hingga Rp 45 ribu per kilogram.

Ia mengatakan meski harga bawang terus naik, kualitas komoditas tersebut cukup bagus. "Kualitas bawangnya juga bagus dan stoknya juga cukup banyak. Masyarakat tidak perlu khawatir akan kekurangan bawang, baik merah maupun putih meski saat ini sudah mendekati Ramadhan dan Lebaran 2019," ucapnya.

Berbeda dengan bawang, lanjut Jumain, ketika harga cabai naik, kualitasnya cenderung menurun karena berbagai faktor, khususnya cuaca. Saat ini harga cabai merah besar mencapai Rp 32 ribu-Rp 35 ribu per kilogram yang sebelumnya hanya seharga Rp 24 ribu per kilogram.

Sementara itu, harga bawang bombay juga mengalami kenaikan cukup signifikan, yakni dari Rp 18 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Sementara, cabai rawit masih stabil dengan harga Rp 18 ribu per kilogram.

"Meski ada kenaikan sejumlah komoditas bumbu-bumbuan, harganya masih relatif wajar," tuturnya.

Salah seorang ibu rumah tangga, Iswatin mengatakan setiap menjelang Ramadhan harga kebutuhan pokok pasti naik drastis. Bahkan, kenaikan harga kebutuhan pangan tersebut berlangsung hingga Lebaran.

"Nanti mau natalan dan tahun baru naik lagi. Setiap tahun kondisinya seperti ini," ucapnya.

Iswatin yang berdomisili di Lowokwaru itu mengaku kelimpungan ketika menjelang Ramadhan. Pasalnya, hampir semua harga kebutuhan pokok naik, bahkan jauh hari sebelum Ramadhan sudah naik duluan.

"Kami ibu rumah tangga dan masyarakat kecil ini berharap pemerintah bisa menyelesaikan persoalan harga ini. Masak setiap menjelang Ramadhan, Lebaran dan hari-hari besar lainnya, harga kebutuhan pokok pasti naik. Kasihan kami rakyat kecil ini selalu kelabakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," katanya.

Sementara itu, Kepala Seksi Statistik Distribusi BPS Kota Malang, Dwi Handayani Prasetyowati mengatakan naiknya harga bahan pokok bisa memicu terjadinya inflasi. "Kalau harga kebutuhan pokok terus naik, kami akan meminta Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) untuk menekan harga agar angka inflasi di Kota Malang tidak terlalu tinggi," paparnya.

Pada Maret 2019, BPS mencatat inflasi di Jawa Timur mencapai 0,16 persen. Dari 38 kota dan kabupaten di Jatim, inflasi tertinggi terjadi di Kota Malang, yakni 0,36 persen. Komoditas yang berperan terhadap inflasi, di antaranya tarif angkutan udara, bawang putih dan bawang merah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement