REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Kurs dolar AS sedikit melemah terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (22/4). Volume transaksi tercatat tipis karena para pedagang masih menahan diri pascalibur Paskah.
Pasar keuangan di Australia dan banyak negara besar di Eropa ditutup karena libur Paskah. Pasar mata uang berlanjut dalam perdagangan yang relatif ringan.
Sementara itu, lonjakan harga minyak di tengah berita bahwa Washington akan mengakhiri keringanan sanksi-sanksi bagi importir utama minyak Iran, telah mendorong dolar Kanada dan rubel Rusia. Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun tipis 0,08 persen menajadi 97,2989 pada akhir perdagangan.
Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,1258 dolar AS dari 1,1245 dolar AS pada sesi sebelumnya. Nilai tukar pound Inggris turun menjadi 1,2980 dolar AS dari 1,2994 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7131 dolar AS dari 0,7148 dolar AS.
Dolar AS dibeli 111,93 yen Jepang, sama dengan sesi sebelumnya. Dolar AS naik menjadi 1,0160 franc Swiss dari 1,0143 franc Swiss, dan turun menjadi 1,3344 dolar Kanada dari 1,3386 dolar Kanada.
Dolar Kanada mendapat dorongan dari reli harga minyak pada Senin (22/4). Kanada adalah pengekspor minyak mentah yang signifikan.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Mei naik 1,70 dolar AS menjadi menetap pada 65,70 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent untuk pengiriman Juni naik 2,07 dolar AS menjadi ditutup pada 74,04 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.