REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) menilai era Industri 4.0 memberikan ruang besar bagi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk meningkatkan skala usahanya. Setidaknya melalui era ini hanya usaha yang menerapkan digitalisasi yang akan mampu berkompetisi secara efisien dan efektif sehingga menang dalam persaingan usaha.
Ketua KEIN Soetrisno Bachir mengatakan era Industri 4.0 menuntut pelaku UMKM harus memahami dan menguasai digitalisasi di berbagai sektor industri tanpa terkecuali. “Penguasaan ini menjadi penting agar usahanya beroperasi secara efektif dan efisien, serta produknya berkualitas baik dan bernilai harga bersaing,” ujarnya dalam keterangan tulis, Ahad (21/4).
Sebagai contoh, kata dia, beberapa waktu lalu ada badan usaha milik negara (BUMN) yang menciptakan aplikasi bagi pelaku usaha pertanian. Layanan dalam bentuk aplikasi ini akan memandu pemangku kepentingan (stakeholders) sektor pertanian apa yang harus dilakukan saat pra tanam, tanam, pascapanen, dan panen.
"Dengan mengetahui situasi masing-masing tahapan akan menjadi tahu apa yang boleh dan tidak dikerjakannya sehingga produksi makin efisien dan menghasilkan produk pertanian berkualitas," ucapnya.
Menurutnya pelaku usaha bukan hanya sektor pertanian saja yang harus masuk digitalisasi, tetapi seluruh sektor. Namun, dia mengingatkan pada pelaku usaha yang berbasis industri agar jangan sampai beralih menjadi pedagang.
"Memang digitalisasi mendatangkan keuntungan signifikan bagi pedagang, tapi janganlah beralih dari industri menjadi pedagang," ungkapnya.
Dia menambahkan digitalisasi seharusnya semakin memperkokoh industri. Indonesia membutuhkan banyak UMKM yang menerjuni berbagai macam industri.
“Pada umumnya, UMKM banyak bergelut pada industri makanan dan minuman, fashion, kerajinan tangan, otomotif, elektronik, dan sebagainya,” ucapnya.