REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Wali Kota Malang Sutiaji akan mengenalkan information technology (IT) pada seluruh pasar rakyat di wilayahnya. Upaya ini bagian dari revitalisasi pasar tradisional yang tengah dilakukannya.
"Pasar rakyat juga ke depan harus mengenal dunia IT, bagaimana tata cara pembayaran online nanti akan kami tata sehingga mereka bisa berkompetisi dengan pasar modern," kata Sutiaji, di Pasar Klojen, Kota Malang, Kamis (18/4).
Meski menggunakan teknologi, lanjut Sutiaji, ciri khas pasar tradisional harus tetap berlaku. Interaksi antara penjual dan pembeli dengan cara tawar-menawar harga perlu dilestarikan. Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen mengembangkan pasar tradisional agar tidak kalah dengan ritel modern.
Saat ini keberadaan pasar rakyat penting untuk menggerakkan ekonomi mikro. Selain tempat para pedagang dan pembeli bertemu, pasar rakyat juga mendukung kelancaran produksi. Kemudian pada distribusi juga seperti hasil pertanian dan peternakan serta UMK yang menyerap banyak tenaga kerja.
Keberadaan pasar rakyat juga sangat menguntungkan bagi pedagang dan pembeli. Pedagang, kata Sutiaji, dapat menjual barangnya yang tidak kalah dengan pasar modern. Pasar menjadi tempat bagaimana pembeli memperoleh barang dengan harga yang sangat ekonomis.
Berdasarkan hal tersebut, Sutiaji berkomitmen meningkatkan daya saing pasar rakyat. Lalu mendukung kelancaran logistik dan distribusi serta bagaimana menaikkan omzet pedagang. Hal ini termasuk dengan melakukan revitalisasi pasar di berbagai titik. “Karena itu, upaya revitalisasi pasar merupakan salah satu dari cara pemerintah dalam mendongkrak ekonomi,” jelasnya.
Menurut Sutiaji, revitalisasi pasar tidak saja fokus dalam hal fisik. Aspek ini, kata dia, termasuk merevitalisasi paradigma masyarakat seperti manajemen dan sosial. Revitalisasi manajemen berarti pasar tradisional diharapkan mampu mengelola dengan profesional. "Hal ini termasuk bagaimana hak dan kewajiban pedagang, tata cara penempatan dan pembiayan harus berimbas pada peningkatan perekonomian."