REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Lippo Karawaci Tbk pada Kamis (18/4) sudah melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST). Presiden Direktur Lippo Karawaci Budi Wijaya mencatat membukukan pendapatan sebesar Rp 12,5 triliun pda 2018.
“Pendapatan ini naik 18 persen dari Rp 10,5 triliun pada tahun sebelumnya,” kata Budi dalam pernyataan tertulis yang diterima Republika.co.id, Kamis (18/4).
Dia menjelaskan peningkatan pendapatan tersebut sebagian berasal dari penjualan investasi di First REIT. Begitu juga pendapatan dari divisi healthcare yang menyumbang hampir setengah dari total pendapatan perusahaan.
Sementara itu, divisi development dan divisi komersial juga masing-masing menyumbangkan pendapatan sebesar 37 persen dan tiga persen dari total pendapatan Lippo Karawaci. “Secara konsolidasi, ebitda mencapai Rp 3,1 triliun, sementara Iaba bersih setelah pajak mencapai Rp 695 miliar,” ujar Budi.
Selain itu, dia memastikan para pemegang saham juga menyetujui usulan pelaksanaan rights issue. Dengan begitu, ini mempertimbangkan berbagai proyek yang sedang berjalan dan dalam proses penyelesaian maka diputuskan tidak akan melakukan pembagian dividen dari laba bersih setelah pajak.
“Rights issue 730 juta dolar AS untuk meningkatkan likuiditas dan melanjutkan investasi di proyek-proyek utama,” tutur Budi.
Setelah memperoleh persetujuan para pemegang saham dalam RUPST, Budi memastikan right issue tersebut tunduk pada Penawaran Umum Terbatas dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dia mengharapkan rights issue dapat dilaksanakan pada semester pertama 2019 dan akan digunakan untuk memperkuat neraca dan konstruksi bagi proyek-proyek utama yang sedang berjalan, termasuk Meikarta.